Teknik Sipil

Jumat, 24 Januari 2014

Identifikasi Prasarana Drainase



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan, air buangan (limbah) rumah tangga seperti MCK  dan limbah pabrik dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem yang tidak hanya untuk menyalurkan air hujan, tetapi untuk limbah rumah tangga maupun limbah pabrik. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
  Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.      Apa yang menyebabkan terjadinya masalah drainase pada sistem drainase di Kelurahan Banjar Serasan ?
2.      Bagaimana cara penanggulangannya ?
1.3 Batasan Masalah
Atas latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas dapat dibatasi masalah sebagai berikut :
1.      Mengidentifikasi kondisi prasarana terutama drainase di daerah penelitian yaitu Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur.
2.      Menganalisa kondisi prasarana drainase di daerah penelitian yaitu Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur.

1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah maka tujuan penulisan ini adalah : mengidentifikasi dan menganalisa kondisi drainase pada Lokasi yang menjadi wilayah penelitian yaitu Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak
      1.4.2 Sasaran
            Berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan, sasaran yang ingin dicapai                 dalam penelitian ini adalah:
1.      Mengetahui serta dapat mengidentifikasi kondisi drainase yang terdapat pada Kelurahan Banjar Serasan.
2.      Dapat mengevaluasi sistem drainase yang ada.
3.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah studio perancangan perumahan dan permukiman.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
            Lokasi yang menjadi wilayah penelitian adalah Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak dengan batas–batas wilayah :
-            Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tambelan Sampit.
-            Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Parit Mayor.
-            Sebelah Barat berbatasan dengan  Sungai Kapuas.
-            Sebelah Timur berbatasan dengan  Kelurahan Saigon.


BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Drainase
            Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan suatu kawasan (perencanaan infrastruktur khususnya). Berikut beberapa pengertian drainase :
            Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.
            Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948:1) Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain :
1.      Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
2.      Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
3.      Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
4.      Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
5.      Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan
2.2 Jenis Drainase dan Permasalahanya
            Banyak hal yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase perkotaan, masalah teknis konsep drainase perkotaan kita. Air hujan yang turun ke permukaan tanah masih dibuang ”secepat-cepatnya” ke sungai. Air hujan yang turun tidak diberi kesempatan untuk meresap sebagai cadangan air tanah. Akibatnya tanah tak punya cadangan air, muka air tanah turun, kekeringan melanda. Sementara itu, sungai tidak lagi mengalirkan air bersih. Air sungai bercampur juga dengan air limbah, baik itu skala kecil maupun besar. Tumpang tindih fungsi atas keberadaan sungai ini jelas membawa banyak permasalahan yang potensial merusak lingkungan.
            Muncul dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan adalah integrasi jaringan antar wilayah/kabupaten. Sebagai sebuah jaringan dan sistem, tidak mungkin bila aliran air dikelola sendiri-sendiri. Pendimensian saluran, penggunaan sungai secara terpadu, sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara menyeluruh.
Drainase yang meliputi jenis, system, dan permasalahannya:
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.
a) Jenis – jenis drainase :
·         Menurut sejarah terbentuknya :
1.      Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang
2.      Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus
·         Menurut letak bangunan :
1.      Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.
2.      Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.



·         Menurut fungsi :
1.      Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestik, limbah industri dan lain-lain.
2.      Multi purpose
Drainase yang mengalirkan beberapa jenis air buangan. Beberapa jenis air buangan tercampur
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota.
b) Sistem dan permasalahan drainase
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. Drainase tersier
            Suatu badan air yang merupakan bagian dari  suatu sistem drainase utama atau sistem drainase lokal dimana aliran airnya menuju ke saluran sekunder.
2. Drainase sekunder
            Mengalirkan buangan air hujan yang diterima dari saluran drainase tersier menuju saluran drainase primer.
3. Drainase Primer
            Menerima buangan air hujan dari saluran sekunder maupun saluran lainnya dan mengalirkan air hujan langsung ke badan penerima.

4. Badan Penerima
            Badan penerima dari saluran drainase adalah sungai, danau dan laut.
Permasaahan drainase:
            Permasalah drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1.      Peningkatan debit
            Manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2.      Peningkatan jumlah penduduk
            Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3.      Amblesan tanah
            Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
4.      Penyempitan dan pendangkalan saluran
5.      Reklamasi
6.      Limbah sampah dan pasang surut

c) Penanganan drainase perkotaan :
1.      Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2.      Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap.
3.      Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4.      Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi lingkungn.
5.      Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
2.3 Macam-macam Drainase
 a. Drainase Jalan Raya
             Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya di perkotaan dan luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas. Drainase jalan raya perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus, kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus ,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase Lapangan Terbang
             Drainase lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi , maka analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah atau surface drainage.
             Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5 %.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan 0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
            
             Di sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari sis luar lapangan terbang.
c. Drainase Lapangan Olahraga
             Drainase lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi. Kemiringan lapangan harus lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepak bola harus tumbuh dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
2.4 Pengertian Genangan
            Dalam kamus besar bahasa Indonesia genangan didefinisikan sebagai air yang terhenti mengalir atau keadaan terendam air (Poerwadarminta, 1976). sehingga genangan pada lingkungan permukiman dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana air yang masuk dalam suatu wilayah tidak dapat langsung dialirkan keluar sehingga wilayah tersebut akan terendam air dalam jangka waktu tertentu. Genangan dibagi dalam dua golongan yaitu genangan temporer dan genangan permanen ( Hindarko, 2002).
  Genangan temporer
      Genangan temporer terjadi bila jumlah air yang memasuki suatu kawasan jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah air yang dapat dialirkan keluar dari kawasan tersebut. Dari sifatnya, genangan temporer dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1.      Kecepatan infiltrasi air kedalam tanah lebih kecil dari akumulasi dari air limpasan.
2.      Kinerja sistem drainase yang tidak sesuai dengan debit limpasan yang terjadi, sehingga air akan meluap dan menggenang.
3.      Adanya pengaruh dari banjir makro, dimana badan air penerima tidak dapat segera menampung air limpasan yang disalurkan oleh sistem drainase mikro.
·         Genangan permanen
      Genangan permanen disebabkan oleh adanya volume air yang selalu berakumulasi tanpa adanya pembuangan, di mana jumlah air yang masuk selalu lebih besar dari pada yang keluar, sehingga daerah tersebut akan selalu tergenang.  Faktor-faktor yang menyebabkan genangan permanen adalah :
1.      Keadaan topografi yang lebih rendah dari sekelilingnya.
2.      Permukaan air tanah lebih tinggi.
3.      Ketebalan tanah porous tipis, sehingga air di dalam lapisan tanah tidak dapat perkolasi masuk ke dalam lapisan tanah di bawahnya.
4.      Volume limpasan air tahunan lebih besar dari pada volume evapotranspirasi.



BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Data Lokasi
3.1.1 Letak Wilayah Kelurahan Banjar Serasan
Kelurahan Banjar Serasan merupakan salah satu bagian dari kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Secara geografis kelurahan banjar serasan terletak di 1090  2042,7; BT; 00 01 21,8 LS dari posisi geografis dari batas wilayah barat, 1090  2300,1; BT; 00 01 30,5 LS dari posisi geografis dari batas wilayah utara, 1090  2300,1; BT; 00 01 40,0 LS dari posisi geografis dari batas wilayah timur, dan 1090  2240,7; BT; 00 04 05,50 LS dari posisi geografis dari batas wilayah selatan.
Secara Administratif batas wilayah Kelurahan Banjar Serasan adalah sebagai berikut ;
Sebelah Barat              :  Berbatasan dengan Sungai Kapuas
Sebelah Timur             : Berbatasan dengan Kelurahan Saigon
Sebelah Selatan           :  Berbatasan dengan  Kelurahan Parit Mayor
Sebelah Utara              : Berbatasan dengan  Kelurahan Tambelan Sampit.

 

3.1.2    Jumlah Penduduk Kelurahan Banjar Serasan
Keadaan Penduduk Kelurahan Banjar Serasan pada Bulan Juli Tahun 2012 mempunyai jumlah penduduk 10.504 jiwa.

 
3.1.3 Fungsi Kawasan
Berdasarkan RTRW Kota Pontianak tahun 2002-2012, daerah penelitian yang kami identifikasi adalah daerah yang berfungsi sebagai kawasan permukiman.
 

3.1.4 Kondisi Kependudukan
            Berdasarkan data dari Kelurahan Banjar Serasan jumlah Kepala keluarga di daerah ini mencapai 2898 KK.
Tabel. 1
Data penduduk menurut Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-laki
5323 Jiwa
2.
Perempuan
5181  jiwa
Jumlah
10.504 Jiwa
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 2
Data Kependudukan Menurut Kewarganegaraan
WNI
WNA
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
5323 orang
5181 orang
-
-
10.504 orang
-
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)





Tabel. 3
Data Penduduk Menurut Agama
No.
Agama
Jumlah ( Orang)
1.
Islam
10311
2.
Protestan
57 
3.
Katholik
72
4.
Hindu
-
5.
Budha
64        
6.
Konghucu
-


10.504 ( orang )
( sumber : Profil kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 4
Data Penduduk Menurut Etnis
No.
Etnis
Jumlah ( orang )
1.
Melayu
9337
2.
Dayak
    88      
3.
Jawa
   244     
4.
Madura
161
5.
Tionghwa
79
6.
Bugis
512
10.
Lain-lain
83      
Jumlah
10.504 Orang
( sumber : Profil kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 5
Data Penduduk Menurut Usia
Penduduk Menurut Usia
A
B
C
Usia
Jumlah
Usia
Jumlah
Usia
Jumlah
( Tahun )
( Orang )
( Tahun )
( Orang )
( Tahun )
( Orang )
0 - 6
1286
0 - 4
876 
0 - 5
1082
7 - 12
1194
5 - 9
1136
6 - 16
2326 
13 - 18
1115
10 - 14
1047
17 - 25
1671
19 - 24
1127
15 - 19
870
26 - 55
4677
25 - 55
4864
20 - 24
963
56 ke atas
748 
56 - 79
732
25 - 29
1024


80 ke atas
16
30 - 34
992




35 - 39
923




40 ke atas
2673


Jumlah
10.504
Jumlah
10.504
Jumlah
10.504
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 6
Data Mutasi Penduduk
No.
Jenis Mutasi
Laki-laki
Perempuan
Jumlah ( Orang )
1.
Pindah
49
54
103
2.
Datang
84
82
166
3.
Lahir
49
56
105
4.
Mati
13
4
17
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)


3.1.5 Kondisi Sarana Pendidikan
            Sarana pendidikan di daerah kelurahan Banjar Serasan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel. 7
Data Sarana Pendidikan Di Kelurahan Banjar Serasan
No.
Tingkatan
Jumlah sekolah/Perguruan Tinggi
1.
Taman Kanak-kanak ( TK )
1 Buah
2.
Sekolah Dasar Negeri ( SDN )
3 Buah
3.
Sekolah Dasar Swasta Islam
-
4.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri ( SLTP )
-
5.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP ) Swasta umum
1 Buah
6.
Madrasah / Aliyah Negeri
-
7.
Sekolah Menengah Umumn Swasta
1 Buah
8.
Akademi Swasta
-
9.
Perguruan Tinggi Swasta
-
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)





Tabel. 8
Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
No.
Tingkatan
Jumlah ( Orang )
1.
Belum Sekolah
1880
2.
Tidak Tamat SD
1567
3.
Tamat SD Sederajat
1996
4.
Tamat SLTP Sederajat
1799
5.
Tamat SLTA Sederajat
2703
6.
Tamat DI / DII
67
7.
Tamat DIII/ Sarjana Muda
158
8.
Tamat DIV/ Sarjana
313
9.
Tamat S 2
11
10.
Tamat S 3
7
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)









3.1.6 Kondisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
            Mata Pencaharian penduduk di daerah ini pada umumnya berbagai jenis bentuk pekerjaan diantaranya : Nelayan, pengusaha sedang/besar, pengrajin/ industri kecil, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan/ penambang sampan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI / Polri, Pensiunan ( PNS / TNI / Polri ), Peternak dan lain-lain.
Tabel. 9
Data Mata Pencaharian penduduk
No.
Pekerjaan
Jumlah ( orang )
1.
Nelayan
25
2.
Pengusaha sedang/ Besar
275
3.
Pengrajin / Industri Kecil
17
4.
Buruh Industri
-
5.
Buruh Bangunan
1264
6.
Pedagang
262
7.
Pengangkut
20
8.
Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
282
9.
TNI / Polri
84
10.
Pensiunan ( PNS / TNI / Polri )
86
11.
Peternak
1
12.
Petani
15
13.
Lain-lain
8173
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)

1 komentar: