BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan tempat bagi banyak orang
untuk melakukan berbagai aktivitas, maka untuk menjamin kesehatan dan
kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang memadai, misalnya drainase.
Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan, air buangan (limbah) rumah
tangga seperti MCK dan limbah pabrik dapat
disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan dampak
ganguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan
terganggu.
Drainase merupakan suatu sistem yang
tidak hanya untuk menyalurkan air hujan, tetapi untuk limbah rumah tangga
maupun limbah pabrik. Sistem ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di daerah yang berpenduduk padat
seperti di perkotaan. Drainase juga merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang
sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen
penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Secara
umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan
sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitas,
dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase
adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota
dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat.
Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan
air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan.
Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan
tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa yang menyebabkan terjadinya
masalah drainase pada sistem drainase di Kelurahan Banjar Serasan ?
2.
Bagaimana cara penanggulangannya ?
1.3
Batasan Masalah
Atas latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas dapat dibatasi
masalah sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi
kondisi prasarana terutama drainase di daerah penelitian yaitu Kelurahan Banjar
Serasan Kecamatan Pontianak Timur.
2.
Menganalisa
kondisi prasarana drainase di daerah penelitian yaitu Kelurahan Banjar Serasan
Kecamatan Pontianak Timur.
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Tujuan
Berdasarkan latar
belakang dan pembatasan masalah maka tujuan penulisan ini adalah :
mengidentifikasi dan menganalisa kondisi drainase pada Lokasi yang menjadi wilayah penelitian yaitu Kelurahan
Banjar Serasan Kecamatan
Pontianak Timur, Kota Pontianak
1.4.2 Sasaran
Berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan, sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui serta dapat mengidentifikasi kondisi drainase yang terdapat
pada Kelurahan Banjar Serasan.
2.
Dapat mengevaluasi sistem drainase yang ada.
3.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah studio perancangan perumahan dan
permukiman.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi yang menjadi wilayah penelitian
adalah Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak dengan batas–batas wilayah :
-
Sebelah Utara berbatasan dengan
Kelurahan Tambelan Sampit.
-
Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kelurahan Parit Mayor.
-
Sebelah Barat berbatasan
dengan Sungai Kapuas.
-
Sebelah Timur berbatasan
dengan Kelurahan Saigon.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Drainase
Drainase
merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan
suatu kawasan (perencanaan infrastruktur khususnya). Berikut beberapa
pengertian drainase :
Menurut
Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas
air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi.
Drainase
yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu
daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan
air tersebut. (Suhardjono 1948:1) Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah
salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam
rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana
drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber
air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu
juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya
saluran drainase ini antara lain :
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air
sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang
ideal.
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan
bangunan yang ada.
4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga
tidak terjadi bencana banjir.
5. Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan
perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase
perkotaan
2.2 Jenis
Drainase dan Permasalahanya
Banyak
hal yang menjadi permasalahan dan kendala dalam sistem drainase perkotaan,
masalah teknis konsep drainase perkotaan kita. Air hujan yang turun ke
permukaan tanah masih dibuang ”secepat-cepatnya” ke sungai. Air hujan yang
turun tidak diberi kesempatan untuk meresap sebagai cadangan air tanah.
Akibatnya tanah tak punya cadangan air, muka air tanah turun, kekeringan
melanda. Sementara itu, sungai tidak lagi mengalirkan air bersih. Air sungai
bercampur juga dengan air limbah, baik itu skala kecil maupun besar. Tumpang
tindih fungsi atas keberadaan sungai ini jelas membawa banyak permasalahan yang
potensial merusak lingkungan.
Muncul
dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan adalah integrasi jaringan antar
wilayah/kabupaten. Sebagai sebuah jaringan dan sistem, tidak mungkin bila
aliran air dikelola sendiri-sendiri. Pendimensian saluran, penggunaan sungai
secara terpadu, sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara
menyeluruh.
Drainase yang meliputi jenis,
system, dan permasalahannya:
Drainase merupakan salah satu faktor
pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection),
sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Drainase
dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan sanitasi.
a) Jenis – jenis drainase :
·
Menurut sejarah terbentuknya :
1.
Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan
penunjang
2.
Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan
khusus
·
Menurut letak bangunan :
1.
Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air
dipermukaan tanah. Hal ini berguna untuk mencegah adanya genangan.
2.
Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan
air dibawah tanah. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk
mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
·
Menurut fungsi :
1.
Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestik,
limbah industri dan lain-lain.
2.
Multi purpose
Drainase yang mengalirkan beberapa jenis air buangan. Beberapa jenis air buangan
tercampur
• Menurut kontruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah
kota.
b) Sistem dan permasalahan
drainase
Sistem drainase dibagi menjadi:
1. Drainase tersier
Suatu
badan air yang merupakan bagian dari
suatu sistem drainase utama atau sistem drainase lokal dimana aliran
airnya menuju ke saluran sekunder.
2. Drainase sekunder
Mengalirkan
buangan air hujan yang diterima dari saluran drainase tersier menuju saluran
drainase primer.
3. Drainase Primer
Menerima
buangan air hujan dari saluran sekunder maupun saluran lainnya dan mengalirkan
air hujan langsung ke badan penerima.
4. Badan Penerima
Badan
penerima dari saluran drainase adalah sungai, danau dan laut.
Permasaahan drainase:
Permasalah
drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi
dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
1.
Peningkatan debit
Manajemen
sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan
saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang,
sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah
genangan.
2.
Peningkatan jumlah penduduk
Meningkatnya
jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun
urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn
infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti
oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
3.
Amblesan tanah
Disebabkan
oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota
berada dibawah muka air laut pasang.
4.
Penyempitan dan pendangkalan saluran
5.
Reklamasi
6.
Limbah sampah dan pasang surut
c) Penanganan drainase
perkotaan :
1.
Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
2.
Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase
dapat dibuang dengan cepat agar tidak mengendap.
3.
Pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan
sampah sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
4.
Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki
konservasi lingkungn.
5.
Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air
hujan, menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
2.3 Macam-macam Drainase
a. Drainase Jalan Raya
Drainase jalan raya dibedakan untuk perkotaan dan luar kota. Umumnya di
perkotaan dan luar perkotaan, drainase jalan raya selalu mempergunakan drainase
muka tanah (Surface drainage). Di perkotaan saluran muka tanah selalu ditutup
sebagai bahu jalan atau trotoar. Walaupun juga sebagaiman diluar perkotaan, ada
juga saluran drainase muka tanah tidak tertutup (terbuka lebar), dengan sisi
atas saluran rata dengan muka jalan sehingga air dapat masuk dengan bebas.
Drainase jalan raya perkotaan elevasi sisi atas selalu lebih tinggi dari sisi
atas muka jalan. Air masuk ke saluran melalui inflet. Inflet yang ada dapat
berupa inflet tegak ataupun inflet horizontal. Untuk jalan raya yang lurus,
kemungkinan letak saluran pada sisi kiri dan sisi kanan jalan. Jika jalan ke
arah lebar miring ke arah tepi, maka saluran akan terdapat pada sisi tepi jalan
atau pada bahu jalan, sedangkan jika kemiringan arah lebar jalan kea rah median
jalan maka saluran akan terdapat pada median jalan tersebut. Jika jalan tidak lurus
,menikung, maka kemiringan jalan satu arah , tidak dua arah seperti jalan yang
lurus. Kemiringan satu arah pada jalan menikung ini menyebabkan saluran hanya
pada satu sisi jalan yaitu sisi yang rendah. Untuk menyalurkan air pada saluran
ini pada jarak tertentu,direncanakan adanya pipa nol yang diposisikan dibawah
badan jalan untuk mengalirkan air dari saluran.
b. Drainase Lapangan
Terbang
Drainase
lapangan terbang pembahasannya difokuskan pada draibase area run way dan
shoulder karena runway dan shoulder merupakan area yang sulit diresapi , maka
analisis kapasitas / debit hujan memepergunakan formola drainase muka tanah
atau surface drainage.
Kemiringan keadan melintang untuk runway umumnya lebih kecil atau
samadengan 1,50 % , kemiringan shoulder ditentukan antara 2,50 % sampai 5
%.Kemiringan kea rah memanjang ditentukan sebesar lebih kecil atau sama dengan
0,10 % ,ketentuan dari FAA. Amerika Serikat , genangan air di permukaan runway
maksimum 14 cm, dan harus segera dialirkan.
Di
sekeliling pelabuhan udara terutama di sekeliling runway dan shoulder , harus
ada saluran terbuka untuk drainase mengalirkan air (Interception ditch) dari
sis luar lapangan terbang.
c. Drainase Lapangan
Olahraga
Drainase
lapangan olahraga direncanakan berdasarkan infiltrasi atau resapan air hujan
pada lapisan tanah, tidak run of pada muka tanah (sub surface drainage) tidak
boleh terjadi genangan dan tidak boleh tererosi. Kemiringan lapangan harus
lebih kecil atau sama dengan 0,007. Rumput di lapangan sepak bola harus tumbuh
dan terpelihara dengan baik. Batas antara keliling lapangan sepakbola dengan
lapangan jalur atletik harus ada collector drain.
2.4 Pengertian Genangan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia genangan didefinisikan
sebagai air yang terhenti mengalir atau keadaan terendam air (Poerwadarminta,
1976). sehingga genangan pada lingkungan permukiman dapat diartikan sebagai
suatu kondisi di mana air yang masuk dalam suatu wilayah tidak dapat langsung
dialirkan keluar sehingga wilayah tersebut akan terendam air dalam jangka waktu
tertentu. Genangan dibagi dalam dua golongan yaitu genangan
temporer dan genangan permanen ( Hindarko, 2002).
Genangan temporer
Genangan temporer terjadi bila
jumlah air yang memasuki suatu kawasan jumlahnya jauh lebih besar dari jumlah
air yang dapat dialirkan keluar dari kawasan tersebut. Dari sifatnya, genangan
temporer dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :
1.
Kecepatan infiltrasi air kedalam tanah lebih kecil dari akumulasi dari
air limpasan.
2.
Kinerja sistem drainase yang tidak sesuai dengan debit limpasan yang
terjadi, sehingga air akan meluap dan menggenang.
3.
Adanya pengaruh dari banjir makro, dimana badan air penerima tidak
dapat segera menampung air limpasan yang disalurkan oleh sistem drainase mikro.
·
Genangan permanen
Genangan permanen disebabkan
oleh adanya volume air yang selalu berakumulasi tanpa adanya pembuangan, di
mana jumlah air yang masuk selalu lebih besar dari pada yang keluar, sehingga
daerah tersebut akan selalu tergenang. Faktor-faktor yang menyebabkan genangan permanen adalah :
1.
Keadaan
topografi yang lebih rendah dari sekelilingnya.
2.
Permukaan
air tanah lebih tinggi.
3.
Ketebalan
tanah porous tipis, sehingga air di dalam lapisan tanah tidak dapat perkolasi
masuk ke dalam lapisan tanah di bawahnya.
4.
Volume limpasan air tahunan lebih besar dari pada volume
evapotranspirasi.
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Data Lokasi
3.1.1 Letak Wilayah Kelurahan Banjar Serasan
Kelurahan Banjar Serasan merupakan salah
satu bagian dari kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak. Secara geografis
kelurahan banjar serasan terletak
di 1090 20’
42,7; BT; 00 01 21,8 LS dari posisi geografis dari batas
wilayah barat, 1090 23’
00,1; BT; 00 01 30,5 LS dari posisi geografis dari batas
wilayah utara, 1090 23’
00,1; BT; 00 01 40,0 LS dari posisi geografis dari batas
wilayah timur, dan 1090 22’
40,7; BT; 00 04 05,50 LS dari posisi geografis dari batas
wilayah selatan.
Secara
Administratif batas wilayah Kelurahan
Banjar Serasan adalah sebagai berikut ;
Sebelah Barat : Berbatasan
dengan Sungai Kapuas
Sebelah Timur : Berbatasan
dengan Kelurahan Saigon
Sebelah Selatan :
Berbatasan dengan Kelurahan Parit Mayor
Sebelah Utara : Berbatasan
dengan Kelurahan Tambelan Sampit.
3.1.2
Jumlah Penduduk Kelurahan Banjar Serasan
Keadaan Penduduk Kelurahan Banjar Serasan pada Bulan Juli Tahun 2012 mempunyai jumlah
penduduk 10.504 jiwa.
3.1.3 Fungsi Kawasan
Berdasarkan
RTRW Kota Pontianak tahun 2002-2012, daerah penelitian yang kami identifikasi
adalah daerah yang berfungsi sebagai kawasan permukiman.
3.1.4 Kondisi Kependudukan
Berdasarkan data dari Kelurahan Banjar Serasan jumlah
Kepala keluarga di daerah ini mencapai 2898 KK.
Tabel.
1
Data penduduk
menurut Jenis Kelamin
No
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki-laki
|
5323 Jiwa
|
2.
|
Perempuan
|
5181 jiwa
|
Jumlah
|
10.504 Jiwa
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 2
Data
Kependudukan Menurut Kewarganegaraan
WNI
|
WNA
|
||
Laki-laki
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
5323 orang
|
5181 orang
|
-
|
-
|
10.504 orang
|
-
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 3
Data Penduduk
Menurut Agama
No.
|
Agama
|
Jumlah ( Orang)
|
1.
|
Islam
|
10311
|
2.
|
Protestan
|
57
|
3.
|
Katholik
|
72
|
4.
|
Hindu
|
-
|
5.
|
Budha
|
64
|
6.
|
Konghucu
|
-
|
|
|
10.504 (
orang )
|
( sumber : Profil kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 4
Data Penduduk Menurut Etnis
No.
|
Etnis
|
Jumlah (
orang )
|
1.
|
Melayu
|
9337
|
2.
|
Dayak
|
88
|
3.
|
Jawa
|
244
|
4.
|
Madura
|
161
|
5.
|
Tionghwa
|
79
|
6.
|
Bugis
|
512
|
10.
|
Lain-lain
|
83
|
Jumlah
|
10.504 Orang
|
( sumber : Profil kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 5
Data Penduduk
Menurut Usia
Penduduk
Menurut Usia
|
|||||
A
|
B
|
C
|
|||
Usia
|
Jumlah
|
Usia
|
Jumlah
|
Usia
|
Jumlah
|
( Tahun )
|
( Orang )
|
( Tahun )
|
( Orang )
|
( Tahun )
|
( Orang )
|
0 - 6
|
1286
|
0 - 4
|
876
|
0 - 5
|
1082
|
7 - 12
|
1194
|
5 - 9
|
1136
|
6 - 16
|
2326
|
13 - 18
|
1115
|
10 - 14
|
1047
|
17 - 25
|
1671
|
19 - 24
|
1127
|
15 - 19
|
870
|
26 - 55
|
4677
|
25 - 55
|
4864
|
20 - 24
|
963
|
56 ke atas
|
748
|
56 - 79
|
732
|
25 - 29
|
1024
|
|
|
80 ke atas
|
16
|
30 - 34
|
992
|
|
|
|
|
35 - 39
|
923
|
|
|
|
|
40 ke atas
|
2673
|
|
|
Jumlah
|
10.504
|
Jumlah
|
10.504
|
Jumlah
|
10.504
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 6
Data Mutasi Penduduk
No.
|
Jenis Mutasi
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah (
Orang )
|
1.
|
Pindah
|
49
|
54
|
103
|
2.
|
Datang
|
84
|
82
|
166
|
3.
|
Lahir
|
49
|
56
|
105
|
4.
|
Mati
|
13
|
4
|
17
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
3.1.5 Kondisi Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di daerah
kelurahan Banjar Serasan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel. 7
Data Sarana Pendidikan Di Kelurahan Banjar Serasan
No.
|
Tingkatan
|
Jumlah sekolah/Perguruan Tinggi
|
1.
|
Taman Kanak-kanak ( TK )
|
1 Buah
|
2.
|
Sekolah Dasar Negeri ( SDN )
|
3 Buah
|
3.
|
Sekolah Dasar Swasta Islam
|
-
|
4.
|
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri ( SLTP )
|
-
|
5.
|
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP ) Swasta umum
|
1 Buah
|
6.
|
Madrasah / Aliyah Negeri
|
-
|
7.
|
Sekolah Menengah Umumn Swasta
|
1 Buah
|
8.
|
Akademi Swasta
|
-
|
9.
|
Perguruan Tinggi Swasta
|
-
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
Tabel. 8
Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan
No.
|
Tingkatan
|
Jumlah ( Orang )
|
1.
|
Belum Sekolah
|
1880
|
2.
|
Tidak Tamat SD
|
1567
|
3.
|
Tamat SD Sederajat
|
1996
|
4.
|
Tamat SLTP Sederajat
|
1799
|
5.
|
Tamat SLTA Sederajat
|
2703
|
6.
|
Tamat DI / DII
|
67
|
7.
|
Tamat DIII/ Sarjana Muda
|
158
|
8.
|
Tamat DIV/ Sarjana
|
313
|
9.
|
Tamat S 2
|
11
|
10.
|
Tamat S 3
|
7
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
3.1.6 Kondisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata Pencaharian penduduk di daerah
ini pada umumnya berbagai jenis bentuk pekerjaan diantaranya : Nelayan,
pengusaha sedang/besar, pengrajin/ industri kecil, buruh bangunan, pedagang,
pengangkutan/ penambang sampan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI / Polri,
Pensiunan ( PNS / TNI / Polri ), Peternak dan lain-lain.
Tabel. 9
Data Mata Pencaharian penduduk
No.
|
Pekerjaan
|
Jumlah ( orang )
|
1.
|
Nelayan
|
25
|
2.
|
Pengusaha sedang/ Besar
|
275
|
3.
|
Pengrajin / Industri Kecil
|
17
|
4.
|
Buruh Industri
|
-
|
5.
|
Buruh Bangunan
|
1264
|
6.
|
Pedagang
|
262
|
7.
|
Pengangkut
|
20
|
8.
|
Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
|
282
|
9.
|
TNI / Polri
|
84
|
10.
|
Pensiunan ( PNS / TNI / Polri )
|
86
|
11.
|
Peternak
|
1
|
12.
|
Petani
|
15
|
13.
|
Lain-lain
|
8173
|
( sumber : Monografi kelurahan Banjar Serasan, 2012)
izin copy min, buat referensi tugas kuliah.
BalasHapus