Teknik Sipil

Jumat, 24 Januari 2014

10 PRINSIP DASAR KEHIDUPAN


10 PRINSIP DASAR KEHIDUPAN

1. Keyakinan

            Jika Anda benar-benar mengharapkan terjadinya sesuatu, maka harapan ini memiliki efek yang kuat terhadap sikap dan kepribadian Anda. Semakin besar keyakinan terhadap harapan Anda, semakin mungkin bahwa Anda akan melakukan dan mengatakan sesuatu yang konsisten dengan apa yang Anda harapkan akan terjadi. Orang yang sukses berharap untuk menjadi sukses. Orang yang sukses senantiasa mengharapkan kesuksesan-kesuksesan dan yakin bahwa hal itu akan terjadi dalam hidupnya.

            Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. berfirman, “Aku tergantung kepada prasangka hamba-Ku kepada-Ku”. (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad)

            Berdasarkan hadist diatas, apapun yang Anda yakini dengan sepenuh hati akan menjadi kenyataan bagi Anda. Keyakinan Anda yang terdalam membentuk suatu layar prasangka yang membelokkan realitas eksternal Anda dan menyebabkan Anda melihat sesuatu tidak dengan cara yang sebenarnya tetapi dengan cara Anda. Keyakinan Anda yang kuat dapat menjadi kenyataan, “Anda bukanlah apa yang Anda pikir tentang siapa diri Anda, tetapi apa yang Anda pikirkan, itulah Anda”.

            Hal terburuk dari semua keyakinan adalah keyakinan yang membatasi diri. Ini adalah keyakinan karena mengalami realita perkembangan dalam hidup, yang biasanya adalah perkembangan yang salah, yang menyebabkan Anda yakin bahwa Anda memiliki keterbatasan dalam beberapa hal. Sebagai hasil dari keyakinan yang mebatasi diri Anda, Anda terus menerus menganggap remeh diri Anda, dengan mudah menyerah dalam mengejar tujuan, dan lebih buruk lagi, bercerita kepada orang lain disekitar Anda bahwa Anda memiliki kekurangan dalam kualitas dan kemampuan tertentu.

            Salah satu langkah terpenting yang perlu Anda ambil adalah mengatasi keyakinan yang membatasi diri Anda. Anda memulai proses ini dengan membayangkan bahwa Anda tidak memiliki keterbatasan sama sekali. Ketika Anda mengembangkan otak Anda sampai ke titik yang benar-benar Anda yakini, bahwa Anda dapat melakukan apapun yang Anda masukkan ke dalam otak, Anda akan menemukan suatu cara untuk menjadikan keyakinan itu sebuah realitas. Hasilnya seluruh keyakinan Anda akan berubah.

            Keyakinan merupakan hal yang sulit untuk diubah, namun keyakinan merupakan hal yang dapat dipelajari. Dan apapun yang telah dipelajari dapat dihapus. Anda dapat mengembangkan keyakinan akan keberanian, kepercayaan diri dan ketekunan yang tak dapat dihentikan yang diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan besar dengan cara memprogram otak alam bawah sadar Anda dengan cara tertentu. Tingkatkan keyakinan Anda untuk sukses.

2. Etika

            Merriam-Webster mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk dengan tugas dan tanggung jawab moral; teori atau sistem dari nilai moral; prinsip-prinsip yang mengatur perilaku individu atau kelompok; kesadaran akan kepentingan moral.

            Dunia bisnis menjelaskan etika sebagai konsep dan prinsip dasar dari perilaku manusia yang tepat. Etika mencakup studi mengenai nilai-nilai universal seperti kesetaraan pria dan wanita, manusia atau hak asasi manusia, ketaatan terhadap hukum, memperhatikan kesehatan dan keselamatan, dan yang meningkat akhir-akhir ini adalah lingkungan hidup.

            Etika berasal dari bahasa Yunani ethike, banyak penulis yang menyatakan bahwa etika seperti metode ilmiah dari moral. Etika tidak hanya mengarahkan manusia bagaimana bertindak jika ia ingin memiliki moral yang baik, tapi juga mengatur mengenai kewajiban yang mutlak dalam berbuat baik dan menghindari kejahatan.

Etika adalah ilmu atau tindakan filosofis dari moral. Ruang lingkup etika termasuk apapun yang mengacu pada tindakan bebas manusia, baik itu prinsip atau penyebab dari suatu tindakan (misal: hukum, hati nurani, kebajikan, dll.), atau sebagai akibat dari atau keadaan dari tindakan (hadiah, hukuman, dll.).

            Sumber dari etika sebagian berasal dari pengalaman pribadi manusia dan sebagian lagi prinsip dan kebenaran yang diajukan oleh ilmu filosofis lainnya seperti logika dan metafisik. Etika berasal dari fakta empiris bahwa prinsip-prinsip tertentu yang umum dan konsep tatanan moral adalah sama pada seluruh manusia di segala masa. Seluruh bangsa dapat membedakan apa yang baik dan jahat, antara orang yang baik dan orang yang jahat, antara kebaikan dan kejahatan; mereka semua setuju dengan hal ini: kebaikan layak diperjuangan dan kejahatan harus dihilangkan, yang satu berhak dipuji, yang lainnya harus disalahkan. Walaupun dalam kasus tertentu mungkin saja tidak terjadi kesepakatan dalam menentukan hal yang baik atau jahat, namun mereka tetap setuju akan adanya prinsip yang umum bahwa kebaikan harus dilakukan dan kejahatan harus dihindari. Adalah prinsip yang universal pula bahwa kita tidak boleh memperlakukan orang lain apa yang tidak ingin dilakukan kepada kita.

ETIKA KEHIDUPAN

A.    Pengertian Etika

      Etika berasal dari kata ethica ( bahasa latin : dari asal kata ethos) dan kata ethike (bahasa Jerman) yang kemudian diserap ke dalam kata bahasa Inggris menjadi ethic, yang berarti: melakukan dengan berdasarkan moralitas atau melakukan selaras dengan standar – standar atau batasan – batasan atau patokan – patokan moral; menyelaraskan tindakan dengan standar tindak tanduk atau kelakuan atau perilaku dari suatu profesi tertentu. Etika dalam perbincangan ini menunjukkan pada pengertian suatu sistem atau aturan moral dari suatu filsafat, agama, kelompok, atau profesi tertentu ( Webser New Twentieth Century Dictionary)  . Sedangkan pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda antara lain:

1.      Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).

2.      Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect toa particular class of human actions).

3.      Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual) .

4.      Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

Berdasarkan pembahasan definisi tenatang etika di atas dapat disimpulkan etika merupakan suatu ilmu mengenai kewajiban manusia yang berdasarkan batasan – batasan atau patokan – patokan moral tertentu serta tingkah laku manusia dilihat dari sisi baik dan buruknya tingkah laku . Selain  itu etika sebagai ilmu yang menyelidiki pernyataan-pernyataan moral yang merupakan perwujudan dari suatu filsafat, agama, kelompok, atau profesi tertentu. Menurut   (Riantiarno,2010) bahwa jika kita periksa segala macam pernyataan moral, maka kita akan melihat dasar dari berbagai macam pernyataan, yaitu 1) pernyataan tentang tindakan manusia dan 2) pernyataan tentang manusia itu sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia, seperti motif-motif, maksud, dan watak.

B.     Etika dalam perspektif islam

      Etika menurut sudut pandang Islam merupakan bagian dari akhlak. Akhlak merupakan ajaran inti dari Nabi Muhammad saw, sebagaimana dikisahkan oleh Abu Sufyan ketika menceritakan pertemuannya dengan Raja Hiraklius. Raja Hiraklius bertanya kepada Abu Sofyan: “Nabi itu (Muhammad saw) menyuruh apa kepadamu?’’ Jawab saya: “Sembahlah Alloh, dan jangan menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun berkata benar, sopan, dan menjalin hubungan atau washilah’’(Annawawy, jilid 1, 1985:78).

      Tujuan dari akhlak, termasuk di dalamnya etika, menurut pandangan islam adalah agar manusia terhalang dari perilaku tidak etis yang dapat mendatangkan kehinaan sosial. Untuk mencapai ujuan tersebut dalam sistem ajaran islam terdapat media bernama hikmat (hikmah) yang datang dan dapat didatangkan dari penglihatan mata hati (qalbu) dan pikiran yang tertuju kepada tanda-tanda kebesaran Tuhan yang ada di alam ini.(Ensiklopedia Islam, 1994, jilid 2:15).

C.     Sistematika Etika

      Secara umum, menurut A. Sonyy Keraf (1993:41), eika dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau pedoman untuk menilai’’baik atau buruknya’’ suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Etika umum tersebut dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, doktrin, dan ajaran yang membahas pengertian umum dan teori etika.

      Kedua , Etika Khusus, yaitu penerapan prinsip – prinsip moral dasar dalam bidang khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari – hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau dapat juga sebagai seorang profesional untuk bertindak etis yang berlandaskan teori–teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus tidak terlepas dari sistem nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan publik dan masyarakat, seperti berpedoman pada nilai kebudayaan, ada istiadat, moral dasar, kesusilaan, pandangan hidup, kependidikan, kepercayaan, hingga nilai-nilai kepercayaan yang dianut.

Etika khusus tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

1.      Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersiahan hati nurani, dan berakhlak luhur (akhlakul kharimah).

2.      Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan perilaku sebagai anggota masyarakatyang berkaitan dengan nilai-nilai sopan santun, tata krama dan saling menghormati, yaitu bagaiman saling berinteraksi yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan masyarakat dan organisasi formal lainnya. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika profesi, etika komunikasi,etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.

D.    Macam – macam Etika

Terdapat dua macam etika (Keraf,1991:23) sebagai berikut:

1.      Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya, etika  deskripif tersebut berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan relitas yang membudaya.

2.      Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki manusia apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia  dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun manusia agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal –hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

      Ditinjau teori dasar dari Etika Normaif tersebut, terdapat dua dasar teori sebagai berikut:

a.       Teori Deontologi

Deontalogis berasal dari bahasa Yunani, deon yang berarti kewajiban (duty). Artinya, etika deontalogi berisi tentang  kewajiban manusia untuk melakukan tindakan secara baik. Suatu tindakan dikatakan baik apabila dilakukan dengan niat yang baik , bernilai moral serta mempunyai akibat yang baik.

b.      Teori Teleologis

Berasal dari bahasa Yunani, yaitu telos yang artinya tujuan. Teleologis menjelaskan benar-salahnya tindakan tersebut justru tergantung dari tujuan yang hendak dicapai, atau berdasarkan akibat yang hendak dicapai, atau ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik kalau berakibat atau bertujuan mencapai sesuatu yang baik pula.(Sony,1993:29-30)

      Dari pembahasan Etika Teleologis di atas, Menurut Rosady Ruslan (2001:41) muncul dua aliran teleologisme sebagi berikut:

Ø  Egoisme

Artinya pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar kepentingan atau memajukan dirinya sendiri atau menekankan kepentingan dan kebahagian unuk pribadi bedasarkan hal yang menyenangkan dan mengenakkan atau hal yang mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri.

Ø  Utilitarianisme

Yaitu menilai perbuatan baik-buruknya suatu tindakan atau kegiatan berdasarkan ujuan atau akibat dari tindakan tersebut bagi kepeningan orang banyak, atau dinilai baik karena memberikan kegunaan atau manfaat perorangan bagi banyak orang.

E.     Etika dalam kehidupan

             Di dalam kehidupan sehari hari kita sering dihadapkan pada  permasalahan sosial. Kehidupan masyarakat yang memiliki berbagai golongan dan aliran yang berbagai macam, serta memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Dalam hal ini etika memiliki peranan penting,yaitu menjadikan suatu dasar masyarakat dalam melakukan suatu tindakan. Etika memiliki hubungan yang sangat erat dengan nilai, moral dan norma.

3. Kejujuran dan Integritas

            “Kejujuran dan integritas merupakan salah satu etos kerja mulia yang menjadi modal utama bagi sukses dan kemuliaan. Karena jujur dan memiliki integritas menjadikan seseorang dapat diandalkan dan pantas menjadi teladan.”

            Etos kerja mulia mendorong untuk melahirkan seorang profesional yang jujur dan memiliki integritas tinggi. Dalam hal ini, Stephen R. Covey membedakan antara kejujuran dan integritas adalah, Honesty is telling the truth, in other word, conforming our words to reality. Integrity is conforming to our words, in other word, keeping promises and fulfilling expectations. 

            Dengan demikian jujur berarti kata-katanya dapat dipegang dan diwujudkan, inilah yang akan melahirkan kepercayaan. Sedangkan kepercayaan merupakan modal utama bagi kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun demikian jujur saja belumlah cukup, masih diperlukan memiliki integritas tinggi. Karena meskipun jujur tetapi kalau tidak memiliki inetegritas berarti belum bisa diandalkan. Sebaliknya seseorang memiliki integritas, tetapi tidak jujur maka akan diragukan itikad baiknya, berarti tidak dapat dipercaya.

            Hendaknya kejujuran dan integritas ini dilakukan secara simultan dan terintegrasi, sehingga melahirkan kebiasaan yang melegenda menjadi sebuah kepribadian mulia. Kalau ingin menjadi pribadi unggul dan dapat diandalkan, maka kejujuran dan integritas tidak dapat ditawar lagi. Marilah membudayakan kejujuran dan integritas agar menjadi pribadi yang dapat diandalkan dan pantas menjadi teladan.

4. Bertanggung Jawab

            INGIN tahu mengapa Steve Jobss mampu menjadikan perusahaan Apple (produsen ipad dan iphone) bisa kembali sukses ketelah sebelumnya pernah jatuh? Mengapa Jack Welch mampu meningkatkan laba General Electric sampai 4.000%? Mengapa Lee Iacocca mampu menyelamatkan perusahaan mobil Chrysler dari kebangkrutan dan membukukan rekor keuntungan bagi perusahaannya? Jawabannya adalah tanggungjawab.

            Lalu, apa yang menjadikan suatu manajemen dapat berjalan dengan baik? Jawabannya juga sama, yakni tanggung jawab. Kenapa? Karena manajemen adalah kepercayaan dan pendelegasian. Yang diberi kepercayaan, bertanggungjawab atas amanahnya. Yang mendelegasikan wewenang, tetap bertanggung jawab atas hasil kerjanya meskipun sudah didelegasikan. Dalam satu perusahaan, semua orang memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing meskipun berbeda-beda.

            Keharusan mempertanggungjawabkan amanah, tidak hanya menjadi masalah di dunia, bahkan di akhirat kelak kita pun harus mempertanggungjawabkannya sebagaimana hadits Rasulullah berikut ini :

            "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintakan pertanggungjawabannya mengenai kepemimpinannya."(HR Bukhari dan Muslim).
            Bertanggung jawab adalah totalitas pengerjaan tugas hingga tuntas dan berkualitas. Bertanggungjawab, berarti siap berlelah-lelah, menanggung resiko atas pekerjaannya dan lapang dada mengakui kesalahan. Karena pada hakekatnya, semua orang pernah salah, hanya saja yang sukses berani dan bersedia mengambil tanggungjawab untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut. Setiap pekerjaan akan menghasilkan pujian bisa juga celaan. Orang yang bertanggungjawab, tidak sombong bila dipuji karena keberhasilannya dan tidak mengelak ketika dicela atas kegagalannya.
            Ketika ada kegagalan, sebagai pengusaha tidak perlu lari dari tanggungjawab dan menyalahkan pihak lain. Atas suatu kegagalan, kita bisa saja mencari sejuta pembelaan dan sejuta pernyataan yang menyalahkan pihak lain, namun sebenarnya ada juga lebih dari sejuta bantahan atas pembelaan kita. Jadi bertanggungjawablah, akui kesalahan, perbaiki, fokuslah pada meraih sukses.

Bertanggung Jawab Terhadap Kehidupan

“If it is to be, it is up to me

            Jika segalanya harus terjadi, maka semua itu akan tergantung pada diriku sendiri.” Bila pepatah lama tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa kita, kurang lebih artinya adalah ‘hanya diri kita yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri’. Apa yang akan terjadi terhadap diri Anda di tahun-tahun mendatang sepenuhnya terletak di tangan Anda. Begitupun segala kemungkinan target yang bakal Anda capai di tahun-tahun tersebut tergantung pada diri Anda sendiri.

            Untuk mendapatkan kemungkian hasil yang optimal dibutuhkan sebuah sikap bertanggung jawab terhadap anugrah kehidupan ini. “The price of greatness is responsibility. – Harga sebuah kesuksesan besar adalah sikap yang bertanggung jawab,” tegas Winston Leonard Spencer Churchill. Oleh sebab itu, aspirasikan rasa tanggung jawab kita terhadap hidup ini dengan sebaik-baiknya.

            Menurut saya ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab kehidupan ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri sendiri. Bersamaan dengan hal itu, kita juga harus memahami tujuan hidup ini agar langkah yang kita kerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi.

            Satu hal yang ingin saya tegaskan bahwasanya kehidupan atau kesuksesan kita selanjutnya tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Tanggung jawab kita dalam merespon keadaan lebih menentukan keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula.

            Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat.

            Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menhancurkan diri sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindak kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupakan penyebab dari nasib buruknya itu.

            Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggung jawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik.

            Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggung jawab kehidupan ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga ia merasa tidak perlu bertanggung jawab terhadap kehidupan ini.

            Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Di lain pihak sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggung jawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.

            Sekali lagi saya tegaskan, hanya diri kita sendirilah yang bertanggung jawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggung jawab terhadap nasib ataupun kesuksesan kita. Peran orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapi usaha kita. Zig Ziglar mengatakan, “You are the only one who can use your ability. It is an awesome responsibility. – Anda adalah satu-satunya orang yang dapat menggunakan kemampuan Anda sendiri. Hal itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab Anda.”

Kalaupun suatu hal buruk menimpa kita, maka sikapi keadaan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Einstein memberikan petunjuk, “We have to do the best we can. This is our sacred human responsibility. – Kita harus melakukan yang terbaik. Itu merupakan tanggung jawab kita sebagai umat manusia.” Artinya, kita senantiasa dituntut untuk menjalankan peran atau tanggung jawab hidup ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga kehidupan kitapun senantiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

5. Hormat Pada Aturan & Hukum Masyarakat

            Sebagai wujud kesadaran moral dan keteraturan hidup, Menjauhi keangkuhan dan obsesi pribadi yang mendzolimi orang lain.

1.      Macam – Macam Hukum dan Cirinya

A.    Sistem hukum Eropa Kontinental

            Ciri-cirinya :

1)      Hukum memperolah kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam bentuk kodifikasi, karena tujuannya adalah kepastian hukum.

2)      Akibatnya, hakim hanya berfungsi menetapkan dan menafsirkan peraturan dalam batas wewenangnya dan putusan hakim hanya mengikat para pihak yang berperkara saja.

B.     Sistem hukum Anglo Saxon

            Ciri-cirinya :

1)      Cenderung lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat. Common Law atau Unwritten Law (hukum tidak tertulis).

2)      Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja.  Hakim mempunyai wewenang yang sangat luas untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku.

C. Sistem hukum Islam

               Ciri-cirinya :

1.Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan lahir batin secara individual.

2.Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan perundangan yang bersumber dari Qur’an.

D.    Sistem hukum Adat

            Ciri-cirinya :

a.       Mempunyai tipe yang bersifat tradisional dengan berpangkal kepada kehendak nenek moyang, serta dapat menyesuaikan diri dan elastik.

b.      Tidak tertulis dan kalau pun ada yang tertulis tidak dibuat oleh badan pembentuk undang-undang (legislatif)

c.        Isinya bersifat : Religiomagis dan Komunal

d.      Kontan

e.       Konkret

2.   Masalah – Masalah Hukum di Indonesia

Berdasarkan UUD 1945 Indonesia merupakan Negara hukum. Semua rakyatnya memiliki kedudukan yang sama di mata hukum. Tetapi apakah dalam penerapannya sudah sesuai dengan UUD tersebut?

Sepertinya amanat itu belum dapat terealisasikan bahkan setelah Indonesia telah lebih dari ½ abad memperoleh kemerdekaan. Sepertinya kita pun hanya berangan untuk mendapatkan keadilan yang setara di Indonesia. Apabila kita cermati hukum di  Indonesia saat ini penuh dengan kebobrokan kalaupun hukum ditegakan unsur diskriminatif terlihat jelas dalam proses penegakan hukum tersebut.

Praktik-praktik penyelewengan dalam proses hukum seperti mafia peradilan, proses peradilan hukum yang diskriminatif, jual-beli putusan hakim, atau tebang pilih kasus merupakan realitas sehari-hari yang secara nyata dapat kita lihat dalam praktik penegakan hukum di Negara ini. Dampak dari penyelewangan hukum ini adalah kerusakan dan kehancuran di segala bidang (politik, perekonomian, budaya dan social). Selain itu menyebabkan masyarakat kehilangan rasa hormat dan timbulnya ketidak percayaan terhadap aparat penegak hukum di negeri ini. Sehingga membuat masyarakat mencari keadilan sendiri. Oleh karena, itu praktik main hakim sendiri sangat terlihat di masyarakat kita. Contoh kasus upaya pembacokan seorang hakim yang terlibat kasus korupsi oleh seorang aktivis LSM karena sang pelaku geram dengan para pelaku korupsi yang merugikan Negara ini.

Sebenarnya apakah masalah yang menyebabkan sulitnya penegakan hukum di Indonesia? Jika dikaji secara mendalam terdpat beberapa factor sulitanya penegakan hukum di Indonesia yaitu:

1.      Lemahnya “politic will” dan “politic action” para pemimpin Negara.

Dimana supermasi hukum masih sebatas retrorika dan jargo-jargon politik belaka yang berngaung ketika kampanye tanpa bukti yang pasti.

 

2.      Campur tangan politik

Banyak sekali kasus hukum di Indonesia yang terhambat karena adanya campur tangan politik didalamnya. Sebut saja kasus Bank Century yang berpotensi menyeret kalangan eksekutif ke jalur hukum, mudurnya Sri Mulyani dari mentri keuangan lantaran diduga terkait kasus ini. Serta kasus yang terbaru penyalahgunaan dana wisma atlet yang menyeret Nazarudin sebagai tersangka dimana ia adalah salah seorang bendahara umum di salah satu partai yang tengah berkuasa di Indonesia dan walaupun masih dugaan kasus ini banyak melibatkan para penguasa di Negara ini. Seharusnya hukum tidak bisa dicampur adukan dengan politik. Hukum tidak bisa pandang bulu siapapun itu yang terlibat di dalamnya harus benar-benar diganjar hukuman sesuai perbuatannya tanpa melihat siapa dan apa kedudukannya di Negara ini.

3.      Kedewasaan Berpolitik

Berbagai sikap yang diperlihatkan oleh partai politik saat kadernya terkena kasus poltik sesungguhnya memperlihatkan ketidak dewasaan para elit politik di Negara hukum ini. Sikap saling sandera serta cenderung mengadvokasi para kader termasuk ketidakmauan untuk memberikan informasi kepada aparat penegak hukum terkait dengan beberapa kasus korupsi yang sedang berlangsung saat ini. Sikap kooperatif dan transparansi dalam penegakan hukum dianak tirikan, sedangkan politik pencitraan diutamakan agar tetap eksis di hadapan masyarakat.

4.      Peraturan perundangan yang lebih berpihak kepada kepentingan penguasa dibandingkan kepentingan rakyat.

Hal ini dapat terliahat jelas terhadap hukuman yang diberikan kepada para penguasa yang terjerat kasus korupsi hanya diberikan hukuman yang ringan padahal mereka sangat merugikan Negara sedangkan rakyat kecil yang melakukan kesalahan dikarenakan kemiskinan yang menjerat mereka dihukum dengan berat tanpa adanya perikemanusiaan.

5.      Rendahnya integritas moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran hukum aparat penegak hukum dalam menegakan hukum.

Moral yang ada di beberapa aparat penegak hukum di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat rendah. Mereka dapat dengan mudahnya disuap oleh para tersangka agar mereka bisa terbebas atau paling tidak mendapat hukuman yang rendah dari kasus hukum yang mereka hadapi. Padahal para aparat ini telah disumpah saat ia memangkuh jabatannya sebagai penegak hukum. Terjadi pelanggaran moral ini kerena kebutuhan ekonomi yang terlalu berlebihan dibanding kebutuhan psikis yang seharusnya sama.  Hakikat manusia adalah makhluk budaya yang menyadari bahwa yang benar , yang indah dan yang baik adalah keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan psikhis dan inilah yang menjadi tujuan hidup manusia. Kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani tercapai dalam keadaan seimbang artinya perolehan dan pemanfaatan harta kekayaan terjadi dalam suasana tertib, damai dan serasi (nilai etis, moral).

 

6.      Faktor Sosial Masyrakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai pengaruh dalam proses penegakan hukum. Tetapi masyarakat Indonesia cenderung menyerahkan semuanya terhadap para aparat tanpa adanya pengawasan. Akibatnya baik buruknya hukum selalu dikaitkan dengan pola perilaku para penegak hukum. Padahal proses peradilan bukan hanya tentang pasal-pasal melainkan proses perilaku masyarakat dan berlangsung dalam struktur social tertentu.

7.      Ekonomi

Factor ekonomi juga sangat mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia, antara lain:

1)      Penghasilan kurang mencukupi kebutuhan hidup,

2)      Kebutuhan hidup yang mendesak,

3)      Gaya hidup konsumtif dan materialistis, tak dipungkiri, pola hidup seperti ini menghinggapi sebagian besar penduduk bumi. Dibenaknya yang terpikir hanya uang,

4)      Rendahnya gaji PNS,

5)      Sikap mental pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal.

 

6. Hormat Pada Hak Orang/Warga Lain

            Memenuhi dan menghormati hak sesame manusia adalah kewajiban setiap kita, sebagaimana yang telah diajarkan dalam firman Allah bahwa kita harusmenjunjung tinggi nilai hak sesame manusia meskipun orang selain Islam. FirmanAllah:“

        Dan sesunguhnya seseorang dari musyrikin itu memberikan pahalakepadamu maka terimalah sehingga ia mendengar wahyu Allah dan berilahkedamain padanya” (QS. At-Taubah:6)Menurut Hamid, (2000:181) Ayat di atas menerangkan tentang bagaimanakita menghargai dan menghormati hak-hak orang non-muslim selagi mereka tidak mengganggu dan mau berdamai juga mau hidup berdampingan dengan Islam.Karena pada dasarnya setiap manusia haruslah mendapatkan hak akankehormatan dan individualitas yang hakiki. (Baca Muthahhari, 2000:95) berarti jiwa dan dasar ini telah diabadikan dan ada dalam Islam.

B.Etimologi Hak dan fungsinya

            Berbicara mengenai hak tentunya kita tidak dapat melepaskan dari maknakeseimbangan dan keadilan. Karena hak menyangkut perlakuan adil dankeseimbangan antara sesame dalam segala hal. Baik persamaan kedudukan danhukum.Para fukaha berbeda pendapat tentang pengertian hak. Ada ulama yangmengartikan hak mencakup hal-hal yang bersifat materi, sementara di pihak lain

            ada yang mengartikannya dengan hal-hal yang bersifat nonmateri. (Lihat Jaelani,2007:116). Sedangkan menurut fungsinya, hak merupakan perantara untuk mencapai kemaslahatan tertentu. Namun ia bukan merupakan maslahat, tetapimerupakan jalan untuk mencapai suatu kemaslahatan. Oleh sebab itu hak tidak  boleh dipergunakan untuk merugikan orang lain karena hal tersebut bukanlahsuatu kemaslahatan.

C.HAK-HAK SOSIAL

            Hak sosial yakni hak-hak kemasyarakatan yang umum di luat lingkungankeluarga, setiap individu memyunyai hak yang sama dan indentik. Artinya aetiapanggota masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh manfaat dari bakat bawaannya, setiap orang mempunyai hak untuk bekerja, setiap orang berhak mengambil bagian dalam perlombaan hidup, setiap individu berhak menararkandirinya untuk suatu perkerjaan atau jabatan di masyarakat dan menunjukkan prestasi akademis pribadi dan nilai praktisnya. (baca Muthahhari, 2000:97)

Hak Orang di Luar Islam

1)Orang yang memerangi IslamGolongan pertama ini tidaklah mendapat tempat di dalam Islam,karena mereka telah menginjak-menginjak hak-hak manusia, menyiksa danmelarang kebenaran dan pelaksanaan ibadah.2)Orang yang berdamai dengan IslamMereka mendapatkan kehormatan dalam Islam firman Allah; “

 Dan sesunguhnya seseorang dari musyrikin itu memberikan pahala kepadamumaka terimalah sehingga ia mendengar wahyu Allah dan berilah kedamain padanya

” (QS. At-Taubah:6)3)Orang yang melakukan bai’at dengan kaum musliminSementara golongan ini wajib dihormati karena mereka terikat perjanjian dan selama mereka mematuhi ikatan perjanjian tersebut, firman Allah; “kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dariisi perjanjian) mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai bataswaktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa

”.4)Orang yang berada di bawah pemerintahan Islam

Hak Kerabat

            Hak orang yang dekat dengan kita seperti adik, kakak, bibi-paman, sepupudan semua yang punya hubungan dengan kita;“ Dan berilah hak orang-orang yang dekat denganmu ” (QS. Al-Isra:26)Hak mereka adalah silaturrahmi, untuk mendapat perbuatan baik darikerabatnya, orang yang seharusnya memeberi perhatian dan peduli kepada persoalan-persoalan yang dihapinya.

Hak Tetangga

Piagam Madinah ayat 40 menyatakan:

          “Tetangga itu seperti halnya diri sendiri, selama tidak merugikan dan berbuat dosa”. Tetangga adalah orang yangterdekat dengan kita, dan mereka mempunyai hak yang sama dalam hukum. Dan apabila tetanga itu kerabat maka ia mempunyai tiga hak: hak tetangga, hak kerabat dan hak islam.Firman Allah;“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang  jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (An-Nisa:36) Menurut Ash-Shiddieqy, (2000:849) ayat di atas menrangkan tentangkeharusan bagi kita untuk berlaku ihsan kepada ayah ibu, dan kepada kerabat.Bahkan kepada orang selain Islam.

Hak Pemimpin dan Rakyat

            Seorang pemimpin harus memberikan kedamaian dan kesejahteraan sertakemakmuran kepada rakyatnya mampu orang-orang yang berada di bawahnya.Hak rakyat atas pemimpinnya ialah agar hendaknya para pemimpinmenjalankan mandat yang telah diembannya dan menegakkan bersama rakyat,menegakkan kebenaran.Piagam Madinah ayat 15 menyatakan: “ Jaminan (perlindungan) Allahhanya satu. Allah berada di pihak mereka yang lemah dalam menghadapi yang kuat. Seorang Muslim, dalam pergaulannya dengan pihak lain, adalah pelindung bagi orang Muslim yang lain”.Kemudian hak rakyat juga memberikan saran atau nasehat kritik kepada pemimpinnya atas mandate yang telah diberikan kepadannya. Serta mengkritik kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dan lebih cendrung kepada kebenaran dantidak merupakan maksiat. (Lihat Hamid, 2000:180:187)

7. Cinta Pada Pekerjaan (Profesional)

            Menjadi seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya, diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan dilihat dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya, serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang professional.

1. Menguasai pekerjaan

            Seseorang layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya, dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu bagaimana ia bekerja, bagaimana ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya.

            Seseorang yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan liku-liku pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma setengah-setengah, tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta masalah) bagi pekerjaannya.

2. Mempunyai loyalitas

            Loyalitas bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan didasari oleh rasa cinta. Seorang professional memiliki suatu prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban, tapi merupakan panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja sungguh-sungguh.

            Loyalitas bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya. Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang fatal tidak terjadi.

3. Mempunyai integritas

            Nilai-nilai kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi, seorang profesional akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka, tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga sisi mental. Segi mental seorang professional ini juga akan sekaligus menentukan kualitas hidupnya. Alangkah lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia seorang koruptor atau manipulator ?

            Integritas yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada penyadaran diri bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai integritas yang tinggi, maka seorang professional hanya akan terombang-ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat bisa terjadi. Di sinilah intregitas seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia tetap mempunyai prinsip untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.

4. Mampu bekerja keras

            Seorang profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional harus mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar bila jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.

            Seorang profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut bahwa seorang profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang bulu. Untuk dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus ada kemauan menganggap sama setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.

            Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang mengenalnya, baik langsung maupun tidak langsung, memberikan pengakuan bahwa ia memang seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.

5. Mempunyai Visi

            Seorang profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan. Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan mempunyai visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak, sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya.

Tanpa adanya visi yang jelas, seorang profesional bagaikan “macan ompong”, dimana secara fisik ia kelihatan tegar, tapi sebenarnya ia tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu, karena tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.

Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan prestasi yang maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan kegagalan yang ia capai. Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi secara dewasa mengambil alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.

6. Mempunyai kebanggaan

            Seorang profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi atau jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya.

            Dengan rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa yang dilakukannya. Komitmen yang didasari oleh munculnya rasa bangga terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan seorang profesional untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.

7. Mempunyai komitmen

            Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.

            Seseorang tidak akan mengorbankan idealismenya sebagai seorang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta, pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik mengorbankan harta, jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam profesinya tidak hilang.

            Memang, untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi atau keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.

8. Mempunyai Motivasi

            Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus bersemangat dalam melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal.

            Dapat dikatakan bahwa seorang professional harus mampu menjadi motivator bagi dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator  bagi dirinya sendiri, seorang professional dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.

            Dengan memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh dan mantap dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah menyerah kalah dan selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis. Motivasi membantu seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk melangkahkan kakinya.

8. Berusaha Keras Untuk Menabung & Investasi

            Sebagai wujud kemampuan pengembangan usaha, Sebagai jiwa entrepreneurship. Berpikir untuk masa depan. Tidak boros, atau selalu menghabiskan apa yang dimiliki pada saat ini saja.

            Meraih kesuksesan dalam menjalankan sebuah usaha tentu membutuhkan tekad yang kuat dan didukung dengan kerja keras dari para pelakunya. Tanpa adanya dukungan tersebut, bisa dipastikan bila bisnis yang dijalankan tidak bisa bertahan lama menghadapi persaingan dari para kompetitor dan cenderung jalan ditempat tanpa ada perkembangan yang signifikan.

            Karenanya, sebelum terjun ke dunia usaha diperlukankan adanya strategi khusus serta beberapa langkah yang wajib dilakukan para calon pengusaha. Lalu, langkah apa saja yang dibutuhkan para calon pengusaha?

Berikut adalah beberapa strategi sukses dalam berwirausaha yang bisa Anda jalankan.

  1. Bidik pasar yang spesifik. Mulailah dengan membidik target pasar yang spesifik dan usahakan untuk terus fokus memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Tingkatkan kemampuan dan keahlian Anda di bidang yang Anda bidik, dan berikan pelayanan terbaik Anda pada pangsa pasar yang telah Anda tentukan. Meskipun pangsa pasar Anda terbilang cukup kecil (bahkan sama sekali belum dilirik pengusaha lain), namun dengan pengelolaan yang maksimal tidak menutup kemungkinan bila Anda bisa memberikan nilai lebih kepada para konsumen dan berhasil memenangkan persaingan pasar.

  2. Berani berkreasi menawarkan keunikan baru. Untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis, jangan pernah takut untuk berkreasi dan ciptakan sesuatu yang baru. Sebab, biasanya sesuatu yang baru mendorong rasa penasaran yang cukup besar dari masyarakat umum, sehingga tidak heran bila keunikan tersebut kemudian mendatangkan daya tarik tersendiri bagi para calon konsumen. Semakin banyak konsumen yang tertarik, maka semakin besar pula peluang Anda untuk mendatangkan keuntungan besar setiap bulannya.

  3. Pelajari kekurangan kompetitor dan jadikan sebagai peluang. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar, maka perhatikan kekurangan pesaing Anda dan jadikan hal tersebut sebagai peluang baru untuk merebut perhatian konsumen. Sebisa mungkin posisikan bisnis Anda sebagai solusi tepat bagi permasalahan konsumen dan pastikan kebutuhan yang mereka cari bisa segera Anda penuhi. Dengan begitu, konsumen tidak ragu lagi untuk mulai berpaling ke perusahaan yang Anda jalankan.

  4. Jangan berhenti untuk selalu berinovasi. Usahakan jangan cepat puas dengan inovasi yang berhasil Anda ciptakan. Sebab, pada dasarnya ancaman dari para kompetitor bisa menyerang Anda kapan saja. Untuk itu, lakukan perbaikan dan inovasi produk setiap saat agar para kompetitor Anda juga semakin kesulitan untuk menduplikasi produk maupun jasa yang Anda tawarkan.

  5. Siap hadapi rintangan dan lakukan dari sekarang! Ketika menjalankan sebuah usaha, tak jarang kita menemui berbagai macam kendala yang akhirnya menghambat perkembangan usaha yang dijalankan. Bahkan tidak sedikit jumlah pelaku usaha yang akhirnya menutup usahanya karena kurang yakin dengan kemampuan yang mereka miliki. Karenanya, sebisa mungkin hilangkan ketakutan Anda, dan tingkatkan komitmen Anda untuk membawa bisnis tersebut ke puncak kesuksesan.

 

9. Mau Bekerja Keras

            Kata  sukses , terdiri dari  huruf  Chéng   yang artinya pencapaian,  dan huruf G?ng  yang artinya hasil. Kalau kita melihat lebih jauh  konstruksi  huruf G?ng, maka akan ditemukan   komponen  huruf  yang artinya  ”kerja”  (? gong) , ditambah  komponen huruf  yang artinya  ”tenaga/berupaya sekuat tenaga” (? li).

Jadi dapat disimpulkan sukses tidak datang dari dunia yang lain, tetapi pencapaian  atau hasil dari  kerja  dengan sekuat tenaga, atau bekerja lebih (“Kerja Keras”). Mereka masih mau bekerja walaupun diluar jam kerja kantor. Mereka  masih mau bekerja walaupun  yang lainnya sudah berhenti. Mereka masih  mau bekerja walaupun

Simak  pendapat dan pandangan mereka tentang kerja keras!

·         Ketika Tiger Woods ditanya strategi apa yang digunakan sehingga ia sukses  sebagai seorang pemain golf profesional?  Dengan rendah hati ia mengatakan, “Saya hanya menggunakan waktu lebih banyak. Ketika yang lainnya belum bangun, saya sudah bangun untuk latihan. Ketika yang  lainnya sudah istirahat, saya masih melanjutkan latihan.”

·         Hasil penelitian Dr. Thomas Stanley dari University of Georgia menemukan pola yang sama untuk setiap orang-orang  yang sukses yaitu “kerja keras”. Mereka bekerja 12 s/d 14 jam seharinya. Menurutnya tidak ada  seorang pun bisa mencapai potensi yang maksimum dengan melakukan yang minimum.

·         Menurut ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi, yang saya kutip dari majalah Gontor  edisi 12 mengatakan orang China adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi. Bayangkan  mereka bersedia bekerja 11 jam. Menurutnya lagi, padahal banyak orang yang hanya bekerja 8 jam sehari saja sudah keberatan.

            Bekerja keras tidak salah, yang salah adalah bekerja keras yang tidak efisien dan efektif, tidak mempunyai arah, sasaran dan fokus yang jelas, serta tidak mempunyai perencanaan/ persiapan yang baik (Saya akan memberikan contoh kisah bekerja keras yang tidak benar, sehingga menyia-nyiakan waktu, tenaga, pikiran pada  posting berikutnya).

            Oleh sebab itu, mulailah bekerja dengan lebih keras, lebih ulet tekun serta pantang menyerah dalam mencapai tujuan dan cita-cita Anda.

10. Tepat Waktu

            (Managementdaily - Strategic) - Dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang siap bekerja. Alasannya antara lain perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang mampu bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan. Tenaga kerja yang mampu bekerjasama dalam dunia kerja salah satunya adalah memiliki ciri, unggul dalam kepribadian yaitu seorang yang menghargai waktu.

            Seorang yang tepat waktu adalah seorang yang memiliki keperibadaian yang tanggung jawab, disiplin, percaya diri, berfikir positif, mandiri, fleksibel menyikapi situasi, sikap tampil dan berbusana proporsional, berwawasan luas, berkomitmen menjaga nama baik tempat kerja, dan mampu berkomunikasi secara luas.

            Biasaya seorang yang tepat waktu adalah seorang yang unggul dalam menangani pekerjaannya.

            Sering kali kita banyak menyia-nyiakan banyak waktu kita, dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.

            Tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang sedang ditangai membuat kita tidak mampu untuk menyelesaikan pekerjaan kita tepat waktu, sedangkan jika kita tidak menyelesaikan pekerjaan, maka pekerjaan tersebut akan menumpuk dan akan terus bertambah dan akhirnya menjadi beban berat bagi kita.

            Ada banyak waktu yang harus kita sia-siakan hanya karena kita harus menunggu orang lain? Atau ada berapa banyak waktu yang terbuang percuma hanya gara-gara orang lain harus untuk menunggu kedatangan kita?

            Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari untuk mengubah cara pandang kita terhadap waktu

1. Menyadari betapa berharganya waktu

            Waktu tidak dapat diputar kembali. Oleh karena itu setiap waktu yang berjalan haruslah dijalani dengan maksimal. Hari ini tidak dapat ditukar dengan hari sebelumnya. Setiap detik tidak dapat ditarik kembali. Apa yang telah terjadi tidak bisa kita harapkan tidak terjadi. Seperti seseorang yang ketinggalan kereta walau hanya selang beberapa detik saja atau ketinggalan pesawat karena terlambat semenit saja di bandara maka demikianlah berharganya waktu.

2. Belajar untuk on time sebagai cara kita menghargai orang lain

            Salah satu cara kita menghargai orang lain adalah menghargai waktu yang diberikan pada kita. Jika saja setiap orang belajar untuk on time, maka tentulah tidak banyak waktu yang akan terbuang percuma hanya karena menunggu kedatangan seseorang. Jika kita sudah membuat janji, belajarlah untuk on time sebagai wujud kita menghargai orang tersebut. Berlambat-lambat dan selalu telat menandakan bahwa kita bukanlah orang yang menghargai waktu.

 

 

3. Perhatikanlah cara kita menggunakan waktu yang ada

            Ketika kita cuek dalam menggunakan waktu yang ada maka hal itu dapat merugikan orang lain yang ada di sekitar kita. Kalau saja kita belajar mengatur waktu dengan baik, tentulah kita tidak akan pernah diburu waktu dan terburu-buru dalam melakukan sesuatu sehingga segala yang kita lakukan jadi teratur dan terarah sehingga orang lain juga merasa diuntungkan dengan ketepatan waktu kita. Jangan pernah membuat orang menunggu kita berlama-lama hanya karena kelalaian kita dalam mengatur waktu kita.

            Jika kita lakukan segala sesuatu tepat waktu, niscaya kita akan lebih mudah lagi temukan kesuksesan.

 

2 komentar: