10 PRINSIP DASAR KEHIDUPAN
10 PRINSIP DASAR KEHIDUPAN
1. Keyakinan
Jika
Anda benar-benar mengharapkan terjadinya sesuatu, maka harapan ini memiliki
efek yang kuat terhadap sikap dan kepribadian Anda. Semakin besar keyakinan
terhadap harapan Anda, semakin mungkin bahwa Anda akan melakukan dan mengatakan
sesuatu yang konsisten dengan apa yang Anda harapkan akan terjadi. Orang yang sukses berharap untuk menjadi sukses. Orang yang sukses senantiasa mengharapkan
kesuksesan-kesuksesan dan yakin bahwa hal itu akan terjadi dalam hidupnya.
Dalam
sebuah hadist, Rasulullah saw. bersabda, Allah swt. berfirman, “Aku tergantung
kepada prasangka hamba-Ku kepada-Ku”. (H.R. Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Berdasarkan
hadist diatas, apapun yang Anda yakini dengan sepenuh hati akan menjadi
kenyataan bagi Anda. Keyakinan Anda yang terdalam membentuk suatu layar
prasangka yang membelokkan realitas eksternal Anda dan menyebabkan Anda melihat
sesuatu tidak dengan cara yang sebenarnya tetapi dengan cara Anda. Keyakinan
Anda yang kuat dapat menjadi kenyataan, “Anda bukanlah apa yang Anda pikir
tentang siapa diri Anda, tetapi apa yang Anda pikirkan, itulah Anda”.
Hal
terburuk dari semua keyakinan adalah keyakinan yang membatasi diri. Ini adalah
keyakinan karena mengalami realita perkembangan dalam hidup, yang biasanya
adalah perkembangan yang salah, yang menyebabkan Anda yakin bahwa Anda memiliki
keterbatasan dalam beberapa hal. Sebagai hasil dari keyakinan yang mebatasi
diri Anda, Anda terus menerus menganggap remeh diri Anda, dengan mudah menyerah
dalam mengejar tujuan, dan lebih buruk lagi, bercerita kepada orang lain
disekitar Anda bahwa Anda memiliki kekurangan dalam kualitas dan kemampuan
tertentu.
Salah
satu langkah terpenting yang perlu Anda ambil adalah mengatasi keyakinan yang
membatasi diri Anda. Anda memulai proses ini dengan membayangkan bahwa Anda
tidak memiliki keterbatasan sama sekali. Ketika Anda mengembangkan otak Anda
sampai ke titik yang benar-benar Anda yakini, bahwa Anda dapat melakukan apapun
yang Anda masukkan ke dalam otak, Anda akan menemukan suatu cara untuk
menjadikan keyakinan itu sebuah realitas. Hasilnya seluruh keyakinan Anda akan
berubah.
Keyakinan
merupakan hal yang sulit untuk diubah, namun keyakinan merupakan hal yang dapat
dipelajari. Dan apapun yang telah dipelajari dapat dihapus. Anda dapat
mengembangkan keyakinan akan keberanian, kepercayaan diri dan ketekunan yang
tak dapat dihentikan yang diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan besar dengan
cara memprogram otak alam bawah sadar Anda dengan cara tertentu. Tingkatkan
keyakinan Anda untuk sukses.
2. Etika
Merriam-Webster
mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk
dengan tugas dan tanggung jawab moral; teori atau sistem dari nilai moral;
prinsip-prinsip yang mengatur perilaku individu atau kelompok; kesadaran akan
kepentingan moral.
Dunia
bisnis menjelaskan etika sebagai konsep dan prinsip dasar dari perilaku manusia
yang tepat. Etika mencakup studi mengenai nilai-nilai universal seperti
kesetaraan pria dan wanita, manusia atau hak asasi manusia, ketaatan terhadap
hukum, memperhatikan kesehatan dan keselamatan, dan yang meningkat akhir-akhir
ini adalah lingkungan hidup.
Etika
berasal dari bahasa Yunani ethike, banyak penulis yang menyatakan
bahwa etika seperti metode ilmiah dari moral. Etika tidak hanya mengarahkan
manusia bagaimana bertindak jika ia ingin memiliki moral yang baik, tapi juga
mengatur mengenai kewajiban yang mutlak dalam berbuat baik dan menghindari
kejahatan.
Etika adalah ilmu atau tindakan
filosofis dari moral. Ruang lingkup etika termasuk apapun yang mengacu pada
tindakan bebas manusia, baik itu prinsip atau penyebab dari suatu tindakan
(misal: hukum, hati nurani, kebajikan, dll.), atau sebagai akibat dari atau
keadaan dari tindakan (hadiah, hukuman, dll.).
Sumber
dari etika sebagian berasal dari pengalaman pribadi manusia dan sebagian lagi
prinsip dan kebenaran yang diajukan oleh ilmu filosofis lainnya seperti logika
dan metafisik. Etika berasal dari fakta empiris bahwa prinsip-prinsip tertentu
yang umum dan konsep tatanan moral adalah sama pada seluruh manusia di segala
masa. Seluruh bangsa dapat membedakan apa yang baik dan jahat, antara orang
yang baik dan orang yang jahat, antara kebaikan dan kejahatan; mereka semua
setuju dengan hal ini: kebaikan layak diperjuangan dan kejahatan harus
dihilangkan, yang satu berhak dipuji, yang lainnya harus disalahkan. Walaupun
dalam kasus tertentu mungkin saja tidak terjadi kesepakatan dalam menentukan
hal yang baik atau jahat, namun mereka tetap setuju akan adanya prinsip yang
umum bahwa kebaikan harus dilakukan dan kejahatan harus dihindari. Adalah
prinsip yang universal pula bahwa kita tidak boleh memperlakukan orang lain apa
yang tidak ingin dilakukan kepada kita.
ETIKA KEHIDUPAN
A.
Pengertian
Etika
Etika berasal dari kata ethica ( bahasa
latin : dari asal kata ethos) dan kata ethike (bahasa Jerman) yang kemudian
diserap ke dalam kata bahasa Inggris menjadi ethic, yang berarti: melakukan
dengan berdasarkan moralitas atau melakukan selaras dengan standar – standar
atau batasan – batasan atau patokan – patokan moral; menyelaraskan tindakan
dengan standar tindak tanduk atau kelakuan atau perilaku dari suatu profesi
tertentu. Etika dalam perbincangan ini menunjukkan pada pengertian suatu sistem
atau aturan moral dari suatu filsafat, agama, kelompok, atau profesi tertentu (
Webser New Twentieth Century Dictionary)
. Sedangkan pengertian dan definisi Etika dari para filsuf
atau ahli berbeda antara lain:
1. Merupakan
prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality,
including the science of good and the nature of the right).
2. Pedoman perilaku, yang
diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia.
(The rules of conduct, recognize in respect toa particular class of human
actions).
3. Ilmu watak manusia yang
ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal
state, and moral principles as of an individual) .
4. Merupakan ilmu mengenai
suatu kewajiban (The science of duty)
Berdasarkan
pembahasan definisi tenatang etika di atas dapat disimpulkan etika merupakan suatu ilmu mengenai kewajiban manusia yang berdasarkan batasan – batasan atau
patokan – patokan moral tertentu serta tingkah laku manusia dilihat dari sisi baik dan buruknya tingkah laku . Selain itu etika sebagai ilmu yang menyelidiki pernyataan-pernyataan
moral yang merupakan perwujudan dari suatu filsafat, agama, kelompok, atau profesi tertentu. Menurut (Riantiarno,2010) bahwa jika kita periksa
segala macam pernyataan moral, maka kita akan melihat dasar dari berbagai macam
pernyataan, yaitu 1) pernyataan tentang tindakan manusia dan 2) pernyataan
tentang manusia itu sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia,
seperti motif-motif, maksud, dan watak.
B.
Etika
dalam perspektif islam
Etika menurut sudut pandang Islam
merupakan bagian dari akhlak. Akhlak merupakan ajaran inti dari Nabi Muhammad
saw, sebagaimana dikisahkan oleh Abu Sufyan ketika menceritakan pertemuannya
dengan Raja Hiraklius. Raja Hiraklius bertanya kepada Abu Sofyan: “Nabi itu
(Muhammad saw) menyuruh apa kepadamu?’’ Jawab saya: “Sembahlah Alloh, dan
jangan menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun berkata benar, sopan, dan
menjalin hubungan atau washilah’’(Annawawy, jilid 1, 1985:78).
Tujuan dari akhlak, termasuk di dalamnya
etika, menurut pandangan islam adalah agar manusia terhalang dari perilaku
tidak etis yang dapat mendatangkan kehinaan sosial. Untuk mencapai ujuan
tersebut dalam sistem ajaran islam terdapat media bernama hikmat (hikmah) yang
datang dan dapat didatangkan dari penglihatan mata hati (qalbu) dan pikiran
yang tertuju kepada tanda-tanda kebesaran Tuhan yang ada di alam
ini.(Ensiklopedia Islam, 1994, jilid 2:15).
C.
Sistematika
Etika
Secara umum, menurut A. Sonyy Keraf
(1993:41), eika dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak etis, dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu
pada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam bertindak dan tolak ukur atau
pedoman untuk menilai’’baik atau buruknya’’ suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang. Etika umum tersebut dianalogkan dengan ilmu
pengetahuan, doktrin, dan ajaran yang membahas pengertian umum dan teori etika.
Kedua
, Etika Khusus, yaitu penerapan prinsip – prinsip moral dasar dalam bidang
khusus, yaitu bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan
sehari – hari pada proses dan fungsional dari suatu organisasi, atau dapat juga
sebagai seorang profesional untuk bertindak etis yang berlandaskan teori–teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar. Etika khusus tidak terlepas dari sistem
nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan publik dan masyarakat, seperti
berpedoman pada nilai kebudayaan, ada istiadat, moral dasar, kesusilaan,
pandangan hidup, kependidikan, kepercayaan, hingga nilai-nilai kepercayaan yang
dianut.
Etika khusus tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut:
1.
Etika individual menyangkut kewajiban dan perilaku manusia
terhadap dirinya sendiri untuk mencapai kesucian kehidupan pribadi, kebersiahan
hati nurani, dan berakhlak luhur (akhlakul kharimah).
2.
Etika sosial berbicara mengenai kewajiban, sikap, dan
perilaku sebagai anggota masyarakatyang berkaitan dengan nilai-nilai sopan
santun, tata krama dan saling menghormati, yaitu bagaiman saling berinteraksi
yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia, baik secara perorangan dan
langsung, maupun secara bersama-sama atau kelompok dalam bentuk kelembagaan
masyarakat dan organisasi formal lainnya. Etika sosial meliputi
cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika
profesi, etika komunikasi,etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan,
etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik.
D.
Macam –
macam Etika
Terdapat
dua macam etika (Keraf,1991:23) sebagai berikut:
1.
Etika
Deskriptif
Etika
yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Artinya, etika deskripif
tersebut berbicara mengenai fakta apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku
manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan relitas yang
membudaya.
2.
Etika
Normatif
Etika
yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
manusia apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup
ini. Jadi, etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun manusia
agar bertindak secara baik dan menghindarkan hal –hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Ditinjau teori dasar dari Etika Normaif
tersebut, terdapat dua dasar teori sebagai berikut:
a.
Teori
Deontologi
Deontalogis
berasal dari bahasa Yunani, deon yang berarti kewajiban (duty). Artinya, etika
deontalogi berisi tentang kewajiban
manusia untuk melakukan tindakan secara baik. Suatu tindakan dikatakan baik
apabila dilakukan dengan niat yang baik , bernilai moral serta mempunyai akibat
yang baik.
b.
Teori
Teleologis
Berasal
dari bahasa Yunani, yaitu telos yang artinya tujuan. Teleologis menjelaskan
benar-salahnya tindakan tersebut justru tergantung dari tujuan yang hendak
dicapai, atau berdasarkan akibat yang hendak dicapai, atau ditimbulkan oleh
tindakan tersebut. Suatu tindakan dinilai baik kalau berakibat atau bertujuan
mencapai sesuatu yang baik pula.(Sony,1993:29-30)
Dari pembahasan Etika Teleologis di atas,
Menurut Rosady Ruslan (2001:41) muncul dua aliran teleologisme sebagi berikut:
Ø Egoisme
Artinya
pandangan bahwa tindakan setiap orang bertujuan untuk mengejar kepentingan atau
memajukan dirinya sendiri atau menekankan kepentingan dan kebahagian unuk
pribadi bedasarkan hal yang menyenangkan dan mengenakkan atau hal yang
mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri.
Ø Utilitarianisme
Yaitu
menilai perbuatan baik-buruknya suatu tindakan atau kegiatan berdasarkan ujuan
atau akibat dari tindakan tersebut bagi kepeningan orang banyak, atau dinilai
baik karena memberikan kegunaan atau manfaat perorangan bagi banyak orang.
E.
Etika
dalam kehidupan
Di dalam kehidupan sehari hari kita
sering dihadapkan pada permasalahan
sosial. Kehidupan masyarakat yang memiliki berbagai golongan dan aliran yang
berbagai macam, serta memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Dalam hal ini
etika memiliki peranan penting,yaitu menjadikan suatu dasar masyarakat dalam
melakukan suatu tindakan. Etika memiliki hubungan yang sangat erat dengan
nilai, moral dan norma.
3. Kejujuran dan Integritas
“Kejujuran dan integritas merupakan
salah satu etos kerja mulia yang menjadi modal utama bagi sukses dan kemuliaan.
Karena jujur dan memiliki integritas menjadikan seseorang dapat diandalkan dan
pantas menjadi teladan.”
Etos kerja mulia mendorong untuk
melahirkan seorang profesional yang jujur dan memiliki integritas tinggi. Dalam
hal ini, Stephen R. Covey membedakan antara kejujuran dan integritas adalah, Honesty
is telling the truth, in other word, conforming our words to reality. Integrity
is conforming to our words, in other word, keeping promises and fulfilling
expectations.
Dengan demikian jujur berarti
kata-katanya dapat dipegang dan diwujudkan, inilah yang akan melahirkan
kepercayaan. Sedangkan kepercayaan merupakan modal utama bagi kesuksesan dalam
berbagai bidang kehidupan. Meskipun demikian jujur saja belumlah cukup, masih
diperlukan memiliki integritas tinggi. Karena meskipun jujur tetapi kalau tidak
memiliki inetegritas berarti belum bisa diandalkan. Sebaliknya seseorang
memiliki integritas, tetapi tidak jujur maka akan diragukan itikad baiknya,
berarti tidak dapat dipercaya.
Hendaknya kejujuran dan integritas
ini dilakukan secara simultan dan terintegrasi, sehingga melahirkan kebiasaan
yang melegenda menjadi sebuah kepribadian mulia. Kalau ingin menjadi pribadi
unggul dan dapat diandalkan, maka kejujuran dan integritas tidak dapat ditawar
lagi. Marilah membudayakan kejujuran dan integritas agar menjadi pribadi yang
dapat diandalkan dan pantas menjadi teladan.
4. Bertanggung Jawab
INGIN
tahu mengapa Steve Jobss mampu menjadikan perusahaan
Apple (produsen ipad dan iphone) bisa kembali sukses ketelah sebelumnya pernah
jatuh? Mengapa Jack Welch mampu meningkatkan laba General Electric sampai
4.000%? Mengapa Lee Iacocca mampu menyelamatkan perusahaan mobil Chrysler dari
kebangkrutan dan membukukan rekor keuntungan bagi perusahaannya? Jawabannya
adalah tanggungjawab.
Lalu,
apa yang menjadikan suatu manajemen dapat berjalan dengan baik? Jawabannya juga
sama, yakni tanggung jawab. Kenapa? Karena manajemen adalah kepercayaan dan
pendelegasian. Yang diberi kepercayaan, bertanggungjawab atas amanahnya. Yang
mendelegasikan wewenang, tetap bertanggung jawab atas hasil kerjanya meskipun
sudah didelegasikan. Dalam satu perusahaan, semua orang memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing meskipun berbeda-beda.
Keharusan
mempertanggungjawabkan amanah, tidak hanya menjadi masalah di dunia, bahkan di
akhirat kelak kita pun harus mempertanggungjawabkannya sebagaimana hadits
Rasulullah berikut ini :
"Setiap
kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintakan pertanggungjawabannya
mengenai kepemimpinannya."(HR Bukhari dan Muslim).
Bertanggung jawab adalah
totalitas pengerjaan tugas hingga tuntas dan berkualitas. Bertanggungjawab,
berarti siap berlelah-lelah, menanggung resiko atas pekerjaannya dan lapang
dada mengakui kesalahan. Karena pada hakekatnya, semua orang pernah salah,
hanya saja yang sukses berani dan bersedia mengambil tanggungjawab untuk
mengakui dan memperbaiki kesalahan tersebut. Setiap pekerjaan akan menghasilkan
pujian bisa juga celaan. Orang yang bertanggungjawab, tidak sombong bila dipuji
karena keberhasilannya dan tidak mengelak ketika dicela atas kegagalannya.
Ketika ada kegagalan, sebagai
pengusaha tidak perlu lari dari tanggungjawab dan menyalahkan pihak lain. Atas
suatu kegagalan, kita bisa saja mencari sejuta pembelaan dan sejuta pernyataan
yang menyalahkan pihak lain, namun sebenarnya ada juga lebih dari sejuta
bantahan atas pembelaan kita. Jadi bertanggungjawablah, akui kesalahan,
perbaiki, fokuslah pada meraih sukses.
Bertanggung
Jawab Terhadap Kehidupan
“If it is to be, it is up to me
Jika
segalanya harus terjadi, maka semua itu akan tergantung pada diriku sendiri.” Bila pepatah lama tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa kita, kurang lebih artinya adalah ‘hanya diri
kita yang sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita
sendiri’. Apa yang akan terjadi terhadap diri Anda di tahun-tahun mendatang
sepenuhnya terletak di tangan Anda. Begitupun segala kemungkinan target yang
bakal Anda capai di tahun-tahun tersebut tergantung pada diri Anda sendiri.
Untuk
mendapatkan kemungkian hasil yang optimal dibutuhkan sebuah sikap bertanggung
jawab terhadap anugrah kehidupan ini. “The price of greatness is
responsibility. – Harga sebuah kesuksesan besar adalah sikap yang bertanggung
jawab,” tegas Winston Leonard Spencer Churchill. Oleh sebab itu, aspirasikan
rasa tanggung jawab kita terhadap hidup ini dengan sebaik-baiknya.
Menurut
saya ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab kehidupan
ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi
yang ada di dalam diri sendiri. Bersamaan dengan hal itu, kita juga harus
memahami tujuan hidup ini agar langkah yang kita kerjakan lebih terfokus. Yang
terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun
yang terjadi.
Satu
hal yang ingin saya tegaskan bahwasanya kehidupan atau kesuksesan kita
selanjutnya tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan.
Tanggung jawab kita dalam merespon keadaan lebih menentukan keberhasilan. Suatu
keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan
hasil yang berbeda pula.
Sebagai
contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat.
Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara
kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan
bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan
tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika
Serikat.
Sedangkan
saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara
negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menhancurkan diri
sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan
tindak kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus
dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupakan penyebab dari nasib buruknya itu.
Dalam
kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggung jawab hidup yang besar. Faktor
pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing
individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan
lebih lanjut. Oleh sebab itu ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih
kehidupan yang lebih baik.
Sedangkan
sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga
sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggung jawab kehidupan ini dengan
baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga
setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang
pasti. Sehingga ia merasa tidak perlu bertanggung jawab terhadap kehidupan ini.
Sementara
sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Di lain pihak sang adik
tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan
tingkat rasa tanggung jawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan
perbedaan nasib yang sangat besar pula.
Sekali
lagi saya tegaskan, hanya diri kita sendirilah yang bertanggung jawab
menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak
bertanggung jawab terhadap nasib ataupun kesuksesan kita. Peran orang lain
hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapi usaha kita. Zig Ziglar
mengatakan, “You are the only one who can use your ability. It is an awesome
responsibility. – Anda adalah satu-satunya orang yang dapat menggunakan
kemampuan Anda sendiri. Hal itu sepenuhnya merupakan tanggung jawab Anda.”
Kalaupun suatu hal buruk menimpa kita,
maka sikapi keadaan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Einstein memberikan petunjuk,
“We have to do the best we can. This is our sacred human responsibility. – Kita
harus melakukan yang terbaik. Itu merupakan tanggung jawab kita sebagai umat
manusia.” Artinya, kita senantiasa dituntut untuk menjalankan peran atau
tanggung jawab hidup ini dengan sebaik-baiknya. Sehingga kehidupan kitapun
senantiasa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
5. Hormat
Pada Aturan & Hukum Masyarakat
Sebagai wujud kesadaran moral dan
keteraturan hidup, Menjauhi keangkuhan dan obsesi pribadi yang mendzolimi orang
lain.
1.
Macam – Macam Hukum dan Cirinya
A.
Sistem hukum Eropa
Kontinental
Ciri-cirinya
:
1)
Hukum
memperolah kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam bentuk kodifikasi, karena
tujuannya adalah kepastian hukum.
2)
Akibatnya,
hakim hanya berfungsi menetapkan dan menafsirkan peraturan dalam batas
wewenangnya dan putusan hakim hanya mengikat para pihak yang berperkara saja.
B.
Sistem
hukum Anglo Saxon
Ciri-cirinya
:
1)
Cenderung
lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan
dinamika masyarakat. Common Law atau Unwritten Law (hukum tidak tertulis).
2)
Hakim
berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan
peraturan-peraturan hukum saja. Hakim mempunyai wewenang yang sangat luas
untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku.
C. Sistem
hukum Islam
Ciri-cirinya :
1.Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran
islam dengan keimanan lahir batin secara individual.
2.Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam
bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan
berdasarkan peraturan perundangan yang bersumber dari Qur’an.
D.
Sistem hukum Adat
Ciri-cirinya
:
a.
Mempunyai
tipe yang bersifat tradisional dengan berpangkal kepada kehendak nenek moyang,
serta dapat menyesuaikan diri dan elastik.
b.
Tidak
tertulis dan kalau pun ada yang tertulis tidak dibuat oleh badan pembentuk
undang-undang (legislatif)
c.
Isinya bersifat : Religiomagis dan Komunal
d.
Kontan
e.
Konkret
2. Masalah
– Masalah Hukum di Indonesia
Berdasarkan UUD 1945 Indonesia
merupakan Negara hukum. Semua rakyatnya memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum. Tetapi apakah dalam penerapannya sudah sesuai dengan UUD tersebut?
Sepertinya amanat itu belum dapat
terealisasikan bahkan setelah Indonesia telah lebih dari ½ abad memperoleh
kemerdekaan. Sepertinya kita pun hanya berangan untuk mendapatkan keadilan yang
setara di Indonesia. Apabila kita cermati hukum di Indonesia saat ini
penuh dengan kebobrokan kalaupun hukum ditegakan unsur diskriminatif terlihat
jelas dalam proses penegakan hukum tersebut.
Praktik-praktik penyelewengan
dalam proses hukum seperti mafia peradilan, proses peradilan hukum yang
diskriminatif, jual-beli putusan hakim, atau tebang pilih kasus merupakan
realitas sehari-hari yang secara nyata dapat kita lihat dalam praktik penegakan
hukum di Negara ini. Dampak dari penyelewangan hukum ini adalah kerusakan dan
kehancuran di segala bidang (politik, perekonomian, budaya dan social). Selain
itu menyebabkan masyarakat kehilangan rasa hormat dan timbulnya ketidak
percayaan terhadap aparat penegak hukum di negeri ini. Sehingga membuat
masyarakat mencari keadilan sendiri. Oleh karena, itu praktik main hakim
sendiri sangat terlihat di masyarakat kita. Contoh kasus upaya pembacokan
seorang hakim yang terlibat kasus korupsi oleh seorang aktivis LSM karena sang
pelaku geram dengan para pelaku korupsi yang merugikan Negara ini.
Sebenarnya apakah masalah yang
menyebabkan sulitnya penegakan hukum di Indonesia? Jika dikaji secara mendalam
terdpat beberapa factor sulitanya penegakan hukum di Indonesia yaitu:
1.
Lemahnya “politic
will” dan “politic action” para pemimpin Negara.
Dimana supermasi hukum masih sebatas retrorika dan
jargo-jargon politik belaka yang berngaung ketika kampanye tanpa bukti yang
pasti.
2.
Campur tangan politik
Banyak sekali kasus hukum di Indonesia yang terhambat
karena adanya campur tangan politik didalamnya. Sebut saja kasus Bank Century
yang berpotensi menyeret kalangan eksekutif ke jalur hukum, mudurnya Sri
Mulyani dari mentri keuangan lantaran diduga terkait kasus ini. Serta kasus
yang terbaru penyalahgunaan dana wisma atlet yang menyeret Nazarudin sebagai
tersangka dimana ia adalah salah seorang bendahara umum di salah satu partai
yang tengah berkuasa di Indonesia dan walaupun masih dugaan kasus ini banyak
melibatkan para penguasa di Negara ini. Seharusnya hukum tidak bisa dicampur
adukan dengan politik. Hukum tidak bisa pandang bulu siapapun itu yang terlibat
di dalamnya harus benar-benar diganjar hukuman sesuai perbuatannya tanpa
melihat siapa dan apa kedudukannya di Negara ini.
3.
Kedewasaan Berpolitik
Berbagai sikap yang diperlihatkan oleh partai politik
saat kadernya terkena kasus poltik sesungguhnya memperlihatkan ketidak dewasaan
para elit politik di Negara hukum ini. Sikap saling sandera serta cenderung
mengadvokasi para kader termasuk ketidakmauan untuk memberikan informasi kepada
aparat penegak hukum terkait dengan beberapa kasus korupsi yang sedang
berlangsung saat ini. Sikap kooperatif dan transparansi dalam penegakan hukum
dianak tirikan, sedangkan politik pencitraan diutamakan agar tetap eksis di
hadapan masyarakat.
4.
Peraturan perundangan
yang lebih berpihak kepada kepentingan penguasa dibandingkan kepentingan
rakyat.
Hal ini dapat terliahat jelas terhadap hukuman yang
diberikan kepada para penguasa yang terjerat kasus korupsi hanya diberikan
hukuman yang ringan padahal mereka sangat merugikan Negara sedangkan rakyat
kecil yang melakukan kesalahan dikarenakan kemiskinan yang menjerat mereka
dihukum dengan berat tanpa adanya perikemanusiaan.
5.
Rendahnya integritas
moral, kredibilitas, profesionalitas dan kesadaran hukum aparat penegak hukum
dalam menegakan hukum.
Moral yang ada di beberapa aparat penegak hukum di
Indonesia saat ini bisa dikatakan sangat rendah. Mereka dapat dengan mudahnya
disuap oleh para tersangka agar mereka bisa terbebas atau paling tidak mendapat
hukuman yang rendah dari kasus hukum yang mereka hadapi. Padahal para aparat
ini telah disumpah saat ia memangkuh jabatannya sebagai penegak hukum. Terjadi
pelanggaran moral ini kerena kebutuhan ekonomi yang terlalu berlebihan
dibanding kebutuhan psikis yang seharusnya sama. Hakikat manusia adalah
makhluk budaya yang menyadari bahwa yang benar , yang indah dan yang baik
adalah keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan kebutuhan psikhis dan inilah
yang menjadi tujuan hidup manusia. Kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani
tercapai dalam keadaan seimbang artinya perolehan dan pemanfaatan harta
kekayaan terjadi dalam suasana tertib, damai dan serasi (nilai etis, moral).
6.
Faktor Sosial
Masyrakat
Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan
untuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai pengaruh dalam proses
penegakan hukum. Tetapi masyarakat Indonesia cenderung menyerahkan semuanya
terhadap para aparat tanpa adanya pengawasan. Akibatnya baik buruknya hukum
selalu dikaitkan dengan pola perilaku para penegak hukum. Padahal proses
peradilan bukan hanya tentang pasal-pasal melainkan proses perilaku masyarakat
dan berlangsung dalam struktur social tertentu.
7.
Ekonomi
Factor ekonomi juga sangat mempengaruhi penegakan
hukum di Indonesia, antara lain:
1)
Penghasilan kurang
mencukupi kebutuhan hidup,
2)
Kebutuhan hidup yang
mendesak,
3)
Gaya hidup konsumtif
dan materialistis, tak dipungkiri, pola hidup seperti ini menghinggapi sebagian
besar penduduk bumi. Dibenaknya yang terpikir hanya uang,
4)
Rendahnya gaji PNS,
5)
Sikap mental pegawai
yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal.
6. Hormat Pada Hak
Orang/Warga Lain
Memenuhi dan menghormati hak sesame
manusia adalah kewajiban setiap kita,
sebagaimana yang telah diajarkan dalam firman Allah bahwa kita harusmenjunjung
tinggi nilai hak sesame manusia meskipun orang selain Islam. FirmanAllah:“
Dan sesunguhnya seseorang
dari musyrikin itu memberikan pahalakepadamu maka terimalah sehingga ia
mendengar wahyu Allah dan berilahkedamain
padanya” (QS. At-Taubah:6)Menurut Hamid, (2000:181) Ayat di atas menerangkan
tentang bagaimanakita menghargai dan menghormati hak-hak orang non-muslim
selagi mereka tidak mengganggu dan mau
berdamai juga mau hidup berdampingan dengan Islam.Karena pada dasarnya setiap manusia haruslah
mendapatkan hak akankehormatan dan
individualitas yang hakiki. (Baca Muthahhari, 2000:95) berarti jiwa
dan dasar ini telah diabadikan dan ada dalam Islam.
B.Etimologi Hak dan fungsinya
Berbicara mengenai hak tentunya kita
tidak dapat melepaskan dari maknakeseimbangan
dan keadilan. Karena hak menyangkut perlakuan adil dankeseimbangan antara sesame dalam segala hal. Baik
persamaan kedudukan danhukum.Para
fukaha berbeda pendapat tentang pengertian hak. Ada ulama yangmengartikan hak
mencakup hal-hal yang bersifat materi, sementara di pihak lain
ada yang mengartikannya dengan hal-hal
yang bersifat nonmateri. (Lihat Jaelani,2007:116).
Sedangkan menurut fungsinya, hak merupakan perantara untuk mencapai kemaslahatan tertentu. Namun ia bukan
merupakan maslahat, tetapimerupakan jalan untuk mencapai suatu kemaslahatan.
Oleh sebab itu hak tidak boleh dipergunakan untuk merugikan orang
lain karena hal tersebut bukanlahsuatu kemaslahatan.
C.HAK-HAK SOSIAL
Hak sosial yakni hak-hak
kemasyarakatan yang umum di luat lingkungankeluarga, setiap individu memyunyai
hak yang sama dan indentik. Artinya aetiapanggota
masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh manfaat dari bakat
bawaannya, setiap orang mempunyai hak untuk bekerja, setiap orang berhak mengambil bagian dalam perlombaan hidup, setiap
individu berhak menararkandirinya
untuk suatu perkerjaan atau jabatan di masyarakat dan menunjukkan prestasi
akademis pribadi dan nilai praktisnya. (baca Muthahhari, 2000:97)
Hak Orang di Luar Islam
1)Orang yang memerangi IslamGolongan pertama ini tidaklah mendapat tempat
di dalam Islam,karena mereka telah menginjak-menginjak hak-hak manusia, menyiksa danmelarang kebenaran dan pelaksanaan ibadah.2)Orang yang berdamai dengan IslamMereka mendapatkan kehormatan dalam Islam firman
Allah; “
Dan sesunguhnya seseorang dari musyrikin itu
memberikan pahala kepadamumaka terimalah sehingga ia mendengar wahyu Allah dan
berilah kedamain padanya
” (QS. At-Taubah:6)3)Orang yang melakukan bai’at dengan kaum musliminSementara golongan ini wajib dihormati karena
mereka terikat perjanjian dan
selama mereka mematuhi ikatan perjanjian tersebut, firman Allah; “kecuali
orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan
mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dariisi perjanjian) mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang
yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai bataswaktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa
”.4)Orang yang berada di bawah pemerintahan Islam
Hak Kerabat
Hak orang yang dekat dengan kita seperti
adik, kakak, bibi-paman, sepupudan semua yang punya hubungan dengan kita;“ Dan
berilah hak orang-orang yang dekat denganmu ” (QS. Al-Isra:26)Hak mereka adalah silaturrahmi, untuk mendapat
perbuatan baik darikerabatnya, orang yang seharusnya memeberi perhatian dan
peduli kepada persoalan-persoalan yang dihapinya.
Hak Tetangga
Piagam Madinah ayat 40 menyatakan:
“Tetangga itu seperti halnya
diri sendiri, selama tidak merugikan dan berbuat
dosa”. Tetangga adalah orang yangterdekat dengan kita, dan mereka mempunyai hak
yang sama dalam hukum. Dan apabila tetanga
itu kerabat maka ia mempunyai tiga hak: hak tetangga, hak kerabat
dan hak islam.Firman Allah;“Sembahlah Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (An-Nisa:36) Menurut Ash-Shiddieqy, (2000:849) ayat di atas
menrangkan tentangkeharusan bagi kita
untuk berlaku ihsan kepada ayah ibu, dan kepada kerabat.Bahkan kepada
orang selain Islam.
Hak Pemimpin dan Rakyat
Seorang pemimpin harus memberikan
kedamaian dan kesejahteraan sertakemakmuran kepada rakyatnya mampu orang-orang
yang berada di bawahnya.Hak rakyat atas
pemimpinnya ialah agar hendaknya para pemimpinmenjalankan mandat yang telah diembannya dan menegakkan bersama rakyat,menegakkan
kebenaran.Piagam Madinah ayat 15 menyatakan:
“ Jaminan (perlindungan) Allahhanya
satu. Allah berada di pihak mereka yang lemah dalam menghadapi yang kuat.
Seorang Muslim, dalam pergaulannya dengan pihak lain, adalah
pelindung bagi orang Muslim yang lain”.Kemudian
hak rakyat juga memberikan saran atau nasehat kritik kepada pemimpinnya
atas mandate yang telah diberikan kepadannya. Serta
mengkritik kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dan lebih cendrung kepada
kebenaran dantidak merupakan maksiat. (Lihat Hamid, 2000:180:187)
7. Cinta Pada Pekerjaan (Profesional)
Menjadi
seorang professional bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk mencapainya,
diperlukan usaha yang keras, karena ukuran profesionalitas seseorang akan
dilihat dua sisi. Yakni teknis keterampilan atau keahlian yang dimilikinya,
serta hal-hal yang berhubungan dengan sifat, watak, dan kepribadiannya. Paling
tidak, ada delapan syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi
seorang professional.
1.
Menguasai pekerjaan
Seseorang
layak disebut professional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan.
Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang
dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan
kata-kata secara teoritis, tapi juga harus mampu mempraktekkannya dalam
kehidupan nyata. Ia memakai ukuran-ukuran yang jelas, apakah yang dikerjakannya
itu berhasil atau tidak. Untuk menilai apakah seseorang menguasai pekerjaannya,
dapat dilihat dari tiga hal yang pokok, yaitu bagaimana ia bekerja, bagaimana
ia mengatasi persoalan, dan bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya.
Seseorang
yang menguasai pekerjaan akan tahu betul seluk beluk dan liku-liku
pekerjaannya. Artinya, apa yang dikerjakannya tidak cuma setengah-setengah,
tapi ia memang benar-benar mengerti apa yang ia kerjakan. Dengan begitu, maka seorang profesional akan menjadikan dirinya
sebagai problem solver (pemecah
persoalan), bukannya jadi trouble maker
(pencipta masalah) bagi pekerjaannya.
2.
Mempunyai loyalitas
Loyalitas
bagi seorang profesional memberikan petunjuk bahwa dalam melakukan
pekerjaannya, ia bersikap total. Artinya, apapun yang ia kerjakan didasari oleh
rasa cinta. Seorang professional
memiliki suatu prinsip hidup bahwa apa yang dikerjakannya bukanlah suatu beban,
tapi merupakan panggilan hidup. Maka, tak berlebihan bila mereka bekerja
sungguh-sungguh.
Loyalitas
bagi seorang profesional akan memberikan daya dan kekuatan untuk berkembang dan
selalu mencari hal-hal yang terbaik bagi pekerjaannya. Bagi seorang
profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat melakukan apa
saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas seorang professional akan
selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar
hal-hal yang fatal tidak terjadi.
3.
Mempunyai integritas
Nilai-nilai
kejujuran, kebenaran, dan keadilan harus benar-benar jadi prinsip dasar bagi
seorang profesional. Karena dengan integritas yang tingi, seorang profesional
akan mampu membentuk kehidupan moral yang baik. Maka, tidaklah berlebihan
apabila dikatakan bahwa seorang professional tak cukup hanya cerdas dan pintar,
tapi juga sisi mental. Segi mental seorang professional ini juga akan sekaligus
menentukan kualitas hidupnya. Alangkah
lucunya bila seseorang mengaku sebagai profesional, tapi dalam kenyataanya ia
seorang koruptor atau manipulator ?
Integritas
yang dipunyai oleh seorang professional akan membawa kepada penyadaran diri
bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani harus tetap menjadi dasar
dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Karena tanpa mempunyai integritas yang
tinggi, maka seorang professional hanya akan terombang-ambingkan oleh perubahan
situasi dan kondisi yang setiap saat bisa terjadi. Di sinilah intregitas
seorang professional diuji, yaitu sejauh mana ia tetap mempunyai prinsip untuk
dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.
4.
Mampu bekerja keras
Seorang
profesional tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dan kelemahan.
Maka, dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, seorang professional
tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya seorang profesional, pasti tetap membutuhkan kehadiran
orang lain untuk mengembangkan hidupnya. Di sinilah seorang professional harus
mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam hal ini, tak benar
bila jalinan kerja sama hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu. Seorang
profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama.
Seorang
profesional akan membuka dirinya lebar-lebar untuk mau menerima siapa saja yang
ingin bekerja sama. Maka tak mengherankan bila disebut bahwa seorang
profesional siap memberikan dirinya bagi siapa pun tanpa pandang bulu. Untuk
dapat mewujudkan hal ini, maka dalam diri seorang profesional harus ada kemauan
menganggap sama setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan,
sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.
Seorang
profesional tidak akan merasa canggung atau turun harga diri bila ia harus
bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status lebih rendah
darinya. Seorang profesional akan bangga bila setiap orang yang mengenalnya,
baik langsung maupun tidak langsung, memberikan pengakuan bahwa ia memang
seorang profesional. Hal ini bisa dicapai apabila ia mampu mengembangkan dan
meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.
5.
Mempunyai Visi
Seorang
profesional harus mempunyai visi atau pandangan yang jelas akan masa depan.
Karena dengan adanya visi tersebut, maka ia akan memiliki dasar dan landasan
yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan mempunyai
visi yang jelas, maka seorang profesional akan memiliki rasa tanggung jawab
yang besar, karena apa yang dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak, sehingga
ia sudah mempertimbangkan resiko apa yang akan diterimanya.
Tanpa adanya visi yang jelas, seorang
profesional bagaikan “macan ompong”, dimana secara fisik ia kelihatan tegar,
tapi sebenarnya ia tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk melakukan sesuatu,
karena tidak mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan mudah
memfokuskan terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.
Visi yang jelas juga memacunya menghasilkan
prestasi yang maksimal, sekaligus ukuran yang jelas mengenai keberhasilan dan
kegagalan yang ia capai. Jika gagal, ia tidak akan mencari kambing hitam, tapi
secara dewasa mengambil alih sebagai tanggung jawab pribadi dan profesinya.
6.
Mempunyai kebanggaan
Seorang
profesional harus mempunyai kebanggaan terhadap profesinya. Apapun profesi atau
jabatannya, seorang profesional harus mempunyai penghargaan yang
setinggi-tingginya terhadap profesi tersebut. Karena dengan rasa bangga
tersebut, ia akan mempunyai rasa cinta terhadap profesinya.
Dengan
rasa cintanya, ia akan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap apa yang
dilakukannya. Komitmen yang didasari
oleh munculnya rasa bangga terhadap profesi dan jabatannya akan menggerakkan
seorang profesional untuk mencari dan hal-hal yang lebih baik, dan senantiasa
memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang ia lakukan.
7.
Mempunyai komitmen
Seorang
profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga
profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah
tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan
komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai
profesionalisme yang ia yakini kebenarannya.
Seseorang tidak akan mengorbankan
idealismenya sebagai seorang profesional hanya disebabkan oleh hasutan harta,
pangkat dan jabatan. Bahkan bisa jadi, bagi seorang profesional, lebih baik
mengorbankan harta, jabatan, pangkat asalkan nilai-nilai yang ada dalam
profesinya tidak hilang.
Memang,
untuk membentuk komitmen yang tinggi ini dibutuhkan konsistensi dalam
mempertahankan nilai-nilai profesionalisme. Tanpa adanya konsistensi atau
keajekan, seseorang sulit menjadikan dirinya sebagai profesional, karena hanya
akan dimainkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi.
8.
Mempunyai Motivasi
Dalam
situasi dan kondisi apa pun, seorang professional tetap harus bersemangat dalam
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Artinya, seburuk apa pun kondisi
dan situasinya, ia harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat
mewujudkan hasil yang maksimal.
Dapat
dikatakan bahwa seorang professional
harus mampu menjadi motivator bagi
dirinya sendiri. Dengan menjadi motivator bagi dirinya sendiri, seorang professional
dapat membangkitkan kelesuan-kelesuan yang disebabkan oleh situasi dan kondisi
yang ia hadapi. Ia mengerti, kapan dan di saat-saat seperti apa ia harus
memberikan motivasi untuk dirinya sendiri.
Dengan
memiliki motivasi tersebut, seorang professional akan tangguh dan mantap dalam
menghadapi segala kesulitan yang dihadapinya. Ia tidak mudah menyerah kalah dan
selalu akan menghadapi setiap persoalan dengan optimis. Motivasi membantu
seorang professional mempunyai harapan terhadap setiap waktu yang ia lalui,
sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk melangkahkan
kakinya.
8. Berusaha Keras Untuk Menabung & Investasi
Sebagai
wujud kemampuan pengembangan usaha, Sebagai jiwa entrepreneurship. Berpikir
untuk masa depan. Tidak boros, atau selalu menghabiskan apa yang dimiliki pada
saat ini saja.
Meraih
kesuksesan dalam menjalankan sebuah usaha tentu membutuhkan tekad yang kuat dan
didukung dengan kerja keras dari para pelakunya. Tanpa adanya
dukungan tersebut, bisa dipastikan bila bisnis yang dijalankan tidak bisa
bertahan lama menghadapi persaingan dari para kompetitor dan cenderung jalan
ditempat tanpa ada perkembangan yang signifikan.
Karenanya,
sebelum terjun ke dunia usaha diperlukankan adanya strategi khusus serta
beberapa langkah yang wajib dilakukan para calon pengusaha. Lalu, langkah apa
saja yang dibutuhkan para calon pengusaha?
Bidik pasar yang spesifik. Mulailah dengan membidik
target pasar yang spesifik dan usahakan untuk terus fokus memenuhi
kebutuhan pasar tersebut. Tingkatkan kemampuan dan keahlian Anda di bidang
yang Anda bidik, dan berikan pelayanan terbaik Anda pada pangsa pasar yang
telah Anda tentukan. Meskipun pangsa pasar Anda terbilang cukup kecil
(bahkan sama sekali belum dilirik pengusaha lain), namun dengan
pengelolaan yang maksimal tidak menutup kemungkinan bila Anda bisa
memberikan nilai lebih kepada para konsumen dan berhasil memenangkan
persaingan pasar.
Berani berkreasi menawarkan
keunikan baru. Untuk
meraih kesuksesan dalam berbisnis, jangan pernah takut untuk berkreasi dan
ciptakan sesuatu yang baru. Sebab, biasanya sesuatu yang baru mendorong
rasa penasaran yang cukup besar dari masyarakat umum, sehingga tidak heran
bila keunikan tersebut kemudian mendatangkan daya tarik tersendiri bagi
para calon konsumen. Semakin banyak konsumen yang tertarik, maka semakin
besar pula peluang Anda untuk mendatangkan keuntungan besar setiap
bulannya.
Pelajari kekurangan
kompetitor dan jadikan sebagai peluang. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar, maka
perhatikan kekurangan pesaing Anda dan jadikan hal tersebut sebagai
peluang baru untuk merebut perhatian konsumen. Sebisa mungkin posisikan bisnis Anda sebagai solusi tepat
bagi permasalahan konsumen dan pastikan kebutuhan yang mereka cari bisa
segera Anda penuhi. Dengan begitu, konsumen tidak ragu lagi untuk mulai
berpaling ke perusahaan yang Anda jalankan.
Jangan berhenti untuk selalu
berinovasi. Usahakan
jangan cepat puas dengan inovasi yang berhasil Anda ciptakan. Sebab, pada
dasarnya ancaman dari para kompetitor bisa menyerang Anda kapan saja.
Untuk itu, lakukan perbaikan dan inovasi produk setiap saat agar para
kompetitor Anda juga semakin kesulitan untuk menduplikasi produk maupun
jasa yang Anda tawarkan.
Siap hadapi rintangan dan
lakukan dari sekarang! Ketika
menjalankan sebuah usaha,
tak jarang kita menemui berbagai macam kendala yang akhirnya menghambat
perkembangan usaha yang dijalankan. Bahkan tidak sedikit
jumlah pelaku usaha yang akhirnya menutup usahanya karena kurang yakin
dengan kemampuan yang mereka miliki. Karenanya, sebisa mungkin hilangkan
ketakutan Anda, dan tingkatkan komitmen Anda untuk membawa bisnis tersebut
ke puncak kesuksesan.
9. Mau
Bekerja Keras
Kata sukses , terdiri
dari huruf Chéng yang artinya pencapaian, dan
huruf G?ng yang artinya hasil. Kalau kita melihat lebih jauh
konstruksi huruf G?ng, maka akan ditemukan komponen
huruf yang artinya ”kerja” (? gong) ,
ditambah komponen huruf yang artinya ”tenaga/berupaya sekuat
tenaga” (?
li).
Jadi dapat disimpulkan sukses tidak datang dari dunia yang lain, tetapi
pencapaian atau hasil dari kerja dengan sekuat tenaga, atau
bekerja lebih (“Kerja Keras”). Mereka masih mau bekerja walaupun diluar
jam kerja kantor. Mereka masih mau bekerja walaupun yang lainnya
sudah berhenti. Mereka masih mau bekerja walaupun
Simak pendapat
dan pandangan mereka tentang kerja keras!
·
Ketika Tiger Woods
ditanya strategi apa yang digunakan sehingga ia sukses sebagai seorang
pemain golf profesional? Dengan rendah hati ia mengatakan, “Saya hanya
menggunakan waktu lebih banyak. Ketika yang lainnya belum bangun, saya sudah
bangun untuk latihan. Ketika yang lainnya sudah istirahat, saya masih
melanjutkan latihan.”
·
Hasil penelitian Dr.
Thomas Stanley dari University of Georgia menemukan pola yang sama untuk setiap
orang-orang yang sukses yaitu “kerja keras”. Mereka bekerja 12 s/d 14 jam
seharinya. Menurutnya tidak ada seorang pun bisa mencapai potensi yang
maksimum dengan melakukan yang minimum.
·
Menurut ketua Umum
Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi, yang saya kutip dari majalah Gontor
edisi 12 mengatakan orang China adalah bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi.
Bayangkan mereka bersedia bekerja 11 jam. Menurutnya lagi, padahal banyak
orang yang hanya bekerja 8 jam sehari saja sudah keberatan.
Bekerja keras tidak salah, yang
salah adalah bekerja keras yang tidak efisien dan efektif, tidak mempunyai
arah, sasaran dan fokus yang jelas, serta tidak mempunyai perencanaan/
persiapan yang baik (Saya akan memberikan contoh kisah bekerja keras yang tidak
benar, sehingga menyia-nyiakan waktu, tenaga, pikiran pada posting
berikutnya).
Oleh sebab itu, mulailah bekerja
dengan lebih keras, lebih ulet tekun serta pantang menyerah dalam mencapai
tujuan dan cita-cita Anda.
10. Tepat Waktu
(Managementdaily - Strategic) -
Dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang siap bekerja. Alasannya antara lain
perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang mampu bekerjasama untuk mencapai
tujuan perusahaan. Tenaga kerja yang mampu bekerjasama dalam dunia kerja salah
satunya adalah memiliki ciri, unggul dalam kepribadian yaitu seorang yang
menghargai waktu.
Seorang yang tepat waktu adalah
seorang yang memiliki keperibadaian yang tanggung jawab, disiplin, percaya
diri, berfikir positif, mandiri, fleksibel menyikapi situasi, sikap tampil dan
berbusana proporsional, berwawasan luas, berkomitmen menjaga nama baik tempat
kerja, dan mampu berkomunikasi secara luas.
Biasaya seorang yang tepat waktu
adalah seorang yang unggul dalam menangani pekerjaannya.
Sering kali kita banyak
menyia-nyiakan banyak waktu kita, dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Tidak berkonsentrasi terhadap
pekerjaan yang sedang ditangai membuat kita tidak mampu untuk menyelesaikan
pekerjaan kita tepat waktu, sedangkan jika kita tidak menyelesaikan pekerjaan,
maka pekerjaan tersebut akan menumpuk dan akan terus bertambah dan akhirnya
menjadi beban berat bagi kita.
Ada banyak waktu yang harus kita
sia-siakan hanya karena kita harus menunggu orang lain? Atau ada berapa banyak
waktu yang terbuang percuma hanya gara-gara orang lain harus untuk menunggu
kedatangan kita?
Ada beberapa hal yang dapat kita
pelajari untuk mengubah cara pandang kita terhadap waktu
1. Menyadari betapa
berharganya waktu
Waktu tidak dapat diputar kembali.
Oleh karena itu setiap waktu yang berjalan haruslah dijalani dengan maksimal.
Hari ini tidak dapat ditukar dengan hari sebelumnya. Setiap detik tidak dapat
ditarik kembali. Apa yang telah terjadi tidak bisa kita harapkan tidak terjadi.
Seperti seseorang yang ketinggalan kereta walau hanya selang beberapa detik
saja atau ketinggalan pesawat karena terlambat semenit saja di bandara maka
demikianlah berharganya waktu.
2. Belajar untuk on
time sebagai cara kita menghargai orang lain
Salah satu cara kita menghargai
orang lain adalah menghargai waktu yang diberikan pada kita. Jika saja setiap
orang belajar untuk on time, maka tentulah tidak banyak waktu yang akan
terbuang percuma hanya karena menunggu kedatangan seseorang. Jika kita sudah
membuat janji, belajarlah untuk on time sebagai wujud kita menghargai orang
tersebut. Berlambat-lambat dan selalu telat menandakan bahwa kita bukanlah
orang yang menghargai waktu.
3. Perhatikanlah cara
kita menggunakan waktu yang ada
Ketika kita cuek dalam menggunakan
waktu yang ada maka hal itu dapat merugikan orang lain yang ada di sekitar
kita. Kalau saja kita belajar mengatur waktu dengan baik, tentulah kita tidak
akan pernah diburu waktu dan terburu-buru dalam melakukan sesuatu sehingga
segala yang kita lakukan jadi teratur dan terarah sehingga orang lain juga
merasa diuntungkan dengan ketepatan waktu kita. Jangan pernah membuat orang
menunggu kita berlama-lama hanya karena kelalaian kita dalam mengatur waktu
kita.
Jika kita lakukan segala sesuatu
tepat waktu, niscaya kita akan lebih mudah lagi temukan kesuksesan.
adakah referensinya? terimakasih sebelumnya
BalasHapusKeren bgt
BalasHapus